Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Bagaimana bila Ternyata Alam Semesta Tidak Mengembang?

Written By Unknown on Rabu, 31 Juli 2013 | 10.47


KOMPAS.com — Selama ini, pemahaman kita akan asal mula alam semesta telah didasarkan pada konsep bahwa alam semesta lahir melalui sebuah proses "dentuman besar" pada suatu ketika di masa lampau.

Tetapi, apakah benar demikian adanya? Sains selalu didasarkan pada justifikasi yang didasarkan fakta pengamatan. Akan tetapi, untuk mendapatkan justifikasi itu, sains selalu terbuka akan interpretasi yang bisa berbeda sama sekali.

Sebagaimana yang telah dipahami saat ini, bagaimana astronomi menjelaskan tentang alam semesta diperoleh dari cahaya yang dipancarkan/diserap dari atom-atom dari benda-benda langit, yang ditampilkan dalam warna, atau frekuensi, secara populer disebut sebagai pergeseran merah.

Apabila ada materi yang bergerak menjauh, dari Prinsip Doppler, warnanya akan cenderung menjadi lebih merah atau frekuensi yang lebih rendah dari spektrum elektromagnetik.

Prinsip dasar ini yang dipergunakan oleh para perintis teori "dentuman besar", seperti Georges Lemaitre yang merumuskan matematikanya, sementara Edwin Hubble mengamati bahwa memang galaksi-galaksi mengalami pergeseran merah, semakin jauh galaksinya, semakin mengalami pemerahan spektrumnya.

Dari hal tersebut dideduksikan bahwa alam semesta mengalami pengembangan sebagaimana yang telah kita terima saat ini.

Bagaimana jika alih-alih alam semesta mengembang—sebagaimana yang telah kita terima saat ini tidak terjadi, tetapi massa semua yang ada di alam semesta mengalami peningkatan?

Interpretasi seperti itu dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik pada permasalahan yang dihadapi oleh Kosmologi saat ini. Walaupun masih perlu dukungan bukit yang dapat diamati dari teori tersebut, tetapi teori yang disampaikan oleh Christof Wetterich, ahli fisika teoritis dari Universitas Heidelberg, tampaknya cukup menarik perhatian karena teori fisikanya cukup sahih.

Sebagaimana yang telah diutarakan, bahwa cahaya itu adalah hasil interaksi atom-atom penyusun materi, hal ini dipergunakan oleh Wetterich untuk menyusun teorinya. Karakteristik cahaya yang dipancarkan atom juga dipengaruhi massa, serta juga denan elektron-elektron dalam atom tersebut.

Bayangkan apabila atom mengalami peningkatan massa, maka foton yang dipancarkan menjadi lebih berenergi dan karena energi berkorespondensi dengan frekuensi, semakin besar massa, semakin mengalami pergeseran ke biru dari spektrum yang teramati, dibandingkan dari keadaan yang sebelumnya telah diketahui, yaitu sebelum massa meningkat, demikian juga sebaliknya.

kKarena laju cahaya adalah terbatas, kita melihat galaksi-galaksi jauh sebagaimana kita melihat pada suat kala di masa lampau, kala cahaya mulai dipancarkan dari sumbernya.

Apabila massa kala itu rendah, dan kemudian mengalami peningkatan, warna galaksi tua akan mengalami pergeseran merah dibanding frekuensi-nya saat ini, dan jumlah pergeseran merahnya akan berbanding terhadap jaraknya ke Bumi. Dengan demikian, pergeseran merah galaksi akan menampilkan fenomena seolah-olah mereka mengalami pergeseran menjauh (padahal belum tentu demikian).

Pekerjaan yang dilakukan oleh Wetterich adalah murni konsep matematika guna menginterpretasi pergeseran merah, tetapi makna fisis-nya akan sama sekali berbeda dibanding yang kita pahami dari model "dentuman besar".

Bayangkan apabila ternyata alih-alih alam semeta berawal dari dentuman besar, hal itu tidak terjadi sama sekali, tetapi tidak ada awal alam semesta, bahkan alam semesta cenderung untuk menjadi statis, bahkan mengalami keruntuhan.

Tetapi, bagaimana kita dapat menguji model ini? Bagaimana kita dapat mengukur bahwa massa itu mengembang? Satu kilogram adalah massa yang sudah disepakati, diukur, dan ditera berdasarkan satuan standar yang telah ditentukan, di mana pun di seluruh alam semesta itu akan berlaku tetap. Bagaimana kita mengatakan satu kilogram mengalami peningkatan? Walaupun secara matematis itu boleh-boleh saja, akan tetapi tidak akan mudah untuk diuji.

Kendati demikian, teori yang disampaikan Wetterich tidaklah serta-merta ditolak karena teori-nya cukup sahih, dan demikian bisa menjadi pijakan apabila ada model-model alam semesta lain yang hendak diajukan, bahkan lebih lanjut lagi, membuka wawasan, dan mengantar kita mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang ada, yang kita belum pahami, dan keluar dari zona nyaman kemapanan pengetahuan kita, yang masih menyisakan banyak pertanyaan. (Nggieng/Langitselatan)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Jamur Raksasa Seberat 15 Kg Ditemukan di China


KOMPAS.com — Jamur raksasa yang belum diketahui jenisnya ditemukan di Yunnan, China, sebuah wilayah yang bisa dikatakan sebagai "Kerajaan Jamur" karena memiliki 600 spesies jamur yang bisa dimakan.

Jamur yang ditemukan disebut juga jamur "monster" karena memiliki ukuran yang besar. Bagian atas jamur berdiameter 93 sentimeter, sementara beratnya mencapai 15 kilogram.

Livescience, Selasa (30/7/2013) melaporkan, jamur yang ditemukan ini mungkin tidak bisa dimakan karena beracun.

Meski demikian, bukan tidak mungkin jamur ini mampu memberikan manfaat. Banyak spesies jamur di dunia yang diketahui memiliki potensi medis.

Meski digolongkan berukuran besar, jamur ini tak bisa dikatakan jamur yang terbesar. Di Oregon, Amerika Serikat, ada jamur madu (Armillaria ostoyae) yang ukurannya jauh lebih besar.

Tahun 1998, jamur madu ditemukan tumbuh di bawah tanah Oregon. Spesimen itu setidaknya mencakup wilayah 965 hektar dan berusia 2.400 tahun.

Bukan hanya dinobatkan sebagai jamur terbesar, jamur madu juga bisa dikatakan sebagai makhluk hidup terbesar.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

\"Pembiusan\" dalam Ritual Kurban Manusia Suku Inca Terungkap


KOMPAS.com — Anak-anak korban ritual kurban manusia Copacocha suku Inca berabad-abad lalu ternyata dibius dengan alkohol dan daun koka sebelum dikurbankan dan ditinggalkan mati.

Fakta tersebut diperoleh setelah Emma Brown, arkeolog Departemen Arkeologi University of Bradford, melakukan pengujian pada rambut salah satu mumi korban ritual itu. Temuan dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Ilmuwan sebelumnya menemukan mumi korban ritual Copacocha pada tahun 1999 di sebuah kuil di Gunung Llullaillaco yang terletak pada ketinggian 6.739 meter di atas permukaan laut.

Ada tiga mumi yang ditemukan, masing-masing adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang lalu lebih dikenal dengan "gadis Llullaillaco", seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan yang berusia sekitar empat atau lima tahun.

Ketiga anak korban ritual diperkirakan hidup pasa masa 500 tahun lalu, pada masa Kerajaan Inca mendominasi Amerika Selatan sebelum Eropa datang pada abad 15.

"Pengawetannya sangat fenomenal. Mereka disebut sebagai mumi paling terawetkan di dunia. Ketiga anak yang diawetkan tampak seperti sedang tidur," kata Brown seperti dikutip BBC pada Senin (29/7/2013).

Analisis lebih mendalam pada "gadis Llullaillaco" menguak lebih banyak lagi. "Gadis Llullaillaco" dianggap punya nilai lebih tinggi daripada anak-anak lainnya karena usia yang hampir remaja dan keperawanannya.

Tes pada kepang panjang mengungkap bahwa konsumsi daun koka gadis itu meningkat tajam sebelum kematiannya.

Menurut ilmuwan, kenaikan konsumsi daun koka itu seiring dengan pemilihannya sebagai anak yang akan dikurbankan. Diketahui pula dalam riset sebelumnya, pada masa itu diet gadis ini berubah, dari yang sebelumnya kentang menjadi banyak makan daging dan tepung jagung.

"Dari sejarah Spanyol, gadis menarik dan punya talenta tertentu adalah yang dipilih, Inca memiliki orang khusus yang mencari gadis yang diinginkan lalu memisahkannya dari orangtuanya," kata Brown.

Selain mengonsumsi daun koka, "gadis Llullaillaco" juga mengonsumsi alkohol dalam masa-masa akhir masa hidupnya. Hal ini mengindikasikan bahwa gadis itu benar-benar terbius sebelum diasingkan ke gunung dan dibiarkan mati.

Brown menerangkan, dilakukannya ritual kurban anak bisa beragam.

"Sejarah Spanyol menduga jika anak-anak dikurbankan untuk alasan beragam, sebagai tonggak hidup penting bagi Inca, saat terjadi perang serta bencana alam, namun ada pula yang terjadi karena memang merupakan ritual rutin," ujar Brown.

Menurut Brown, kombinasi dari daun koka, alkohol, dan dingin membantu "gadis Llullaillaco" untuk mati dalam tenang. Mumi ditempatkan di Museum of High Altitude Archaeology di Salta, Argentina.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Candi Singasari Terdesak Permukiman

Written By Unknown on Selasa, 30 Juli 2013 | 10.47


KOMPAS.com — Candi-candi peninggalan masa Kerajaan Singasari di Malang kian terdesak permukiman warga. Pengembangan wisata sejarah terkendala, sedangkan penelitian untuk menggali situs-situs baru sulit dilakukan karena lahan sempit.

Candi yang terdesak permukiman di antaranya Candi Jago dan Candi Kidal. Candi Jago terletak di Dusun Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, berjarak 22 km dari pusat kota Malang. Sabtu (27/7/2013), wisatawan yang membawa dua kendaraan kesulitan mencari tempat parkir. "Padahal, setiap akhir pekan sering ada rombongan," kata juru pelihara Candi Jago, Surjadi.

Candi yang diresmikan pembangunannya tahun 1280 M itu dulu menjadi tempat penyimpanan abu Raja Wisnuwardhana, raja ke-4 Singasari. Candi tersebut berukuran 24 meter x 14 meter dengan tinggi 17,5 meter.

Jarak candi dengan bangunan rumah 2-3 meter. Halaman yang tertata rapi digunakan untuk meletakkan arca-arca besar, seperti tiga arca Muka Kala (wajah raksasa) dan arca Amogapasha, manusia bertangan enam perwujudan Wisnuwardhana.

Arca-arca besar itu dulu di atas candi, hingga kini belum dinaikkan. Halaman sempit menyulitkan renovasi karena batu-batu yang sudah tertumpuk harus diturunkan, lalu disusun ulang.

Kondisi Candi Kidal serupa dengan Candi Jago. Candi di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, itu berdimensi 10,8 meter x 8,5 meter dan tinggi 12,26 meter. Candi itu berada di lahan 870 meter persegi yang lokasinya berimpitan dengan rumah warga.

Pagar halaman candi berbatas langsung tembok rumah warga. Di sisi candi yang dibangun tahun 1284 M itu terdapat peternakan ayam dengan bau menyengat.

Persoalan umum

Menurut Suryadi dari komunitas pencinta sejarah dan cagar budaya Wilwatikta, rata-rata situs-situs di Malang terdesak permukiman warga. Candi lain yang berpotensi pariwisata, seperti Candi Badut, Candi Singhasari, dan Patirtaan Watu Gede, juga tak bisa diperluas halamannya karena padatnya permukiman.

Penelitian arkeologi untuk mengungkap lebih jauh data peninggalan Singasari pun terkendala. Lutfi Fauzi, arkeolog yang meneliti peninggalan Singasari, mengatakan masih banyak data belum terungkap di Singasari. Ia menemukan struktur bangunan permukiman kuno di Dusun Bungkuk, Kecamatan Singasari, bersama tim Pusat Arkeologi Nasional tahun 2009. (IND/KOMPAS)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

10 Naskah dan Kode Paling Misterius di Dunia

KOMPAS.com — Sejarah meninggalkan naskah, kode, dan sinyal dengan beragam makna. Beberapa berhasil diungkap maknanya oleh manusia, tetapi banyak juga yang masih misterius. Inilah 10 naskah dan kode paling misterius yang belum berhasil diuraikan maknanya seperti disusun Mother Nature Network.

Manuskrip Voynich

Voynich Manuscript adalah buku setebal 240 halaman yang hingga kini tidak diketahui asal usulnya. Para ahli memperkirakan buku ini ditulis antara tahun 1404 hingga 1438. Namun, mereka belum mengetahui siapa penulis dan apa alasan buku ini ditulis.

Voynich Manuscript ditulis dengan bahasa asing dan dilengkapi dengan gambar-gambar tanaman yang aneh. Ada banyak teori yang memperkirakan asal usul serta fungsi Voynich Manuscript. Beberapa percaya bahwa buku ini adalah farmakope, yakni buku standar obat yang menguraikan bahan obat-obatan sekaligus khasiatnya. Ilustrasi gambar yang tampak seperti kombinasi antara benda astronomi dan tanaman membuat beberapa orang lain percaya bahwa Voynich Manuscript adalah terkait alien.

Semua teori tersebut ternyata memiliki satu kesamaan. Mengingat waktu, uang, dan hal-hal rinci yang diperlukan untuk membuatnya, tidak ada satu pun teori yang menyatakan jika Voynich Manuscript adalah buku yang dibuat sebagai lelucon.

Kryptos


Kryptos merupakan sebuah pahatan sandi yang didesain oleh seniman bernama Jim Samborn. Pahatan ini terdiri dari empat prasasti dan kini terletak tepat di depan markas besar CIA di Langley. Tiga dari empat prasasti telah berhasil dipecahkan. Namun, prasasti keempat masih menjadi misteri hingga saat ini.

Begitu sulitnya sandi ini dipecahkan hingga CIA pun belum mampu memecahkannya.

Pada tahun 2006, Sanborn kelepasan mengatakan jika terdapat petunjuk pada prasasti pertama untuk memecahkan sandi pada prasasti terakhir. Sementara pada tahun 2010, ia kembali memberikan petunjuk jika Letter 64-69 NYPVTT pada bagian keempat berarti BERLIN.

Beale Chipers


Beale Ciphers adalah kumpulan tiga ciphertext (kepingan berisi tulisan) yang diyakini menunjukkan tempat adanya harta karun berupa emas, perak, dan permata di AS. Kepingan ini awalnya diperoleh seorang lelaki misterius bernama Thomas Jefferson Beale pada tahun 1818 di Colorado.

Dari ketiga kepingan yang ada, hanya ciphertext kedua yang sudah berhasil dipecahkan. Deklarasi kemerdekaan AS menjadi kunci atas pemecahan sandi tersebut. Sebuah hal yang unik, mengingat nama penulis naskah deklarasi kemerdekaan adalah Thomas Jefferson. Nama ini sama dengan nama orang yang menemukan ketiga kepingan tersebut.

Sandi pada kepingan kedua mengungkapkan jika harta karun terdapat di Bedford county, Virginia. Namun, lokasi pasti di mana harta itu terkubur diyakini terdapat pada dua keping sandi yang belum terpecahkan hingga kini.

Piringan Phaistos


Phaistos Disc adalah kepingan tanah liat bersandi yang ditemukan oleh arkeolog Italia, Luigi Pernier. Kepingan ini tepatnya ditemukan di situs Minoan, Phaistos, pada tahun 1908. Hieroglyphics, atau tulisan Mesir pada masa purbakala, yang ada pada kepingan ini, diyakini berasal dari milenium kedua SM.

Beberapa akademisi yakin bahwa hieroglyphics ini serupa dengan simbol Linear A dan Linear B yang digunakan oleh nenek moyang suku Crete. Sayangnya, hingga kini, Linear A belum berhasil untuk dipecahkan.

Ukiran Shugborough


Ukiran Shugborough adalah sebuah pahatan tulisan yang terdapat pada monumen Shepherd di Staffordshire, Inggris, yang berasal dari abad 18. Monumen ini memiliki gambar sama persis dengan lukisan Nicolas Poussin berjudul Arcadian Shepherds.

Namun, jika diperhatikan lebih rinci, pahatan ini memiliki sandi D-O-U-O-S-V-A-V-V-M yang selama 250 tahun ini belum mampu dipecahkan. Beberapa orang meyakini bahwa kode ini merupakan kunci untuk mengetahui letak Cawan Suci pada masa Knight Templar.

Sudah banyak para ahli yang mencoba memecahkan kode ini, termasuk Charles Dickens dan Charles Darwin, tetapi mereka semua gagal.

Kasus Taman Shud


Tamam Shud adalah salah satu kasus yang paling misterius di Australia. Misteri ini dimulai ketika sebuah mayat ditemukan pada tahun 1948 di Pantai Somerton, Adelaide, Australia.

Selain karena mayatnya yang tidak dapat diidentifikasi, kasus ini menjadi misteri karena ditemukannya potongan kertas bertuliskan "Tamam Shud" di saku dalam celana korban.Tamam Shud, yang memiliki arti "selesai", adalah frase yang digunakan pada halaman terakhir kumpulan puisi berjudul "The Rubaiyat" bikinan Omar Khayyam.

Tidak hanya itu, salinan dari kumpulan puisi ini juga ditemukan dengan mengandung coretan kode yang diyakini ditulis oleh korban.

Banyak yang meyakini bahwa catatan tersebut adalah pesan yang ingin disampaikan oleh korban sebelum bunuh diri. Namun, hingga kini, kasus tersebut belum juga terpecahkan.

Sinyal Wow!


Sinyal Wow! adalah catatan misterius yang melibatkan makhluk luar angkasa. Pada tahun 1977, sebuah sinyal dari luar angkasa berhasil ditangkap oleh Jerry Ehman, seorang sukarelawan Search for Extraterrestrial Intelligence (Seti). Sinyal ini didapat setelah Ehman melakukan pemindaian gelombang radio yang sengaja ia lakukan untuk mencari jejak kehidupan di luar angkasa.

Sinyal sepanjang 72 detik tersebut adalah sinyal terpanjang yang mampu ditangkap oleh Ehman. Diketahui sinyal tersebut berasal dari tempat yang jaraknya 120 tahun cahaya dari bumi, tepatnya di rasi Sagitarius dekat bintang bernama Tau Sagitarii.

Ehman menuliskan kata 'Wow!' pada cetakan asli sinyal tersebut sehingga sampai saat ini misteri tersebut dinamakan "misteri Sinyal Wow!". Para peneliti lain mencoba untuk mencari kembali sinyal tersebut, tetapi tidak pernah berhasil.

Surat Zodiac


Zodiac adalah milik seorang pembunuh yang mengancam penduduk San Francisco Bay Area pada tahun 1960-an hingga awal tahun 1970. Terdapat empat surat berseri yang diduga sengaja ia kirim untuk mengejek polisi dan wartawan.

Satu dari keempat surat Zodiac sudah berhasil dipecahkan. Namun, hingga kini, identitas Zodiac tidak pernah terungkap. Dilaporkan tidak ada lagi pembunuhan yang dilakukan oleh Zodiac sejak awal tahun 1970.

Georgia Guidestone


Georgia Guidestones, atau biasa disebut American Stonehenge, adalah sebuah monumen yang dibangun di Elbert County, Georgia, pada tahun 1979. Monumen ini berisi "10 perjanjian baru" untuk "masa rasionalitas".

Uniknya, perintah ini ditulis dengan menggunakan delapan bahasa, yakni Inggris, Spanyol, Swahili, Hindi, Ibrani, Arab, China, dan Rusia.

Meskipun monumen ini tidak memiliki pesan tersembunyi, asal dan tujuannya masih menjadi misteri. Diketahui, perintah ini dibuat oleh seorang pria yang menggunakan nama samaran RC Christian.

Perintah pertama dalam monumen ini memiliki arti: Pertahankan umat manusia di bawah 500.000.000 dalam keseimbangan abadi dengan alam. Perintah pertama ini menjadi sangat kontroversial karena dianggap menjadi penanda akan adanya sebuah bencana yang akan mengurangi jumlah umat manusia sehingga jumlahnya hanya menjadi 500 juta. Bahkan, beberapa pihak percaya jika monumen ini didesain oleh perkumpulan rahasia Lucifer yang mengharapkan adanya sebuah dunia baru.

Rongrongo


Rongorongo adalah sebuah sistem penulisan misterius yang ditemukan dalam berbagai artefak di Pulau Paskah. Banyak orang yang percaya bahwa rongorongo mewakili sistem dari tulisan atau proto-tulisan yang mewakili satu dari sekitar tiga atau empat penemuan mengenai asal mula tulisan yang diproduksi manusia.

Sistem penulisan ini hingga kini belum terpecahkan. Padahal, rongorongo bisa saja menjadi jawaban atas misteri runtuhnya patung dan bangunan di Pulau Paskah. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Aktivis Desak Pembentukan Komnas Hewan

JAKARTA, KOMPAS.com — Dian Paramita dan Aulia Ferizal, pembuat petisi peduli hewan di situs Change.org, melanjutkan tuntutan mereka untuk meningkatkan kepedulian terhadap hewan dengan membentuk Komnas Pelindungan Hewan lewat petisi change.org/komnashewan.

Baru 24 jam diluncurkan, petisi tersebut sudah mendapat dukungan lebih dari 2.800 orang. Aulia adalah pembuat petisi untuk kasus pembantaian gajah di Aceh (change.org/papagenk) dan Dian Paramita adalah pembuat petisi untuk kasus "Melisa" si harimau sumatera yang badannya kering kerontang di Kebun Binatang Surabaya (change.org/saveKBS).

Bersama Change.org, mereka kini tengah menggalang suara dukungan melalui petisi pembentukan Komnas Hewan untuk dibawa kepada Presiden.

"Belum ada lembaga yang background-nya betul-betul peduli kepada binatang," ujar Dian dalam Diskusi Darurat Hewan, Senin (29/7/2013), di Kantor Change.org, Jakarta.

Acara diskusi yang bertajuk Darurat Hewan dan Pembentukan Komnas Hewan ini dihadiri oleh Wakapolri Nanan Soekarna, Host Program Petualangan TV Swasta Medina Kamil, Intelektual NU Zuhairi Misrawi, penggagas petisi change.org/saveKBS Dian Paramita, penggagas petisi change.org/papagenk Aulia Ferizal, dan dimoderatori oleh Communication Director Change.org Arief Aziz.

Dalam diskusi, Zuhairi mendorong gerakan ini agar menjadi bagian dari peradaban bangsa dengan melibatkan berbagai pihak, dalam hal ini juga lembaga-lembaga Islam, seperti NU dan Muhammadiyah.

"Gerakan ini harus menjadi bagian dari peradaban bangsa dan merangkul berbagai kelompok. Saya siap untuk mendukung gerakan ini," kata Zuhairi.

Sementara Wakapolri Nanan Soekarna menjabarkan peliknya penegakan hukum terhadap praktik-praktik kekerasan terhadap hewan. Pasalnya, masih banyak yang menganggap hewan langka seperti gajah sebagai hama yang mengganggu tanaman di kebun mereka.

"Mana yang harus didahulukan, perikemanusiaan atau perikebinatangan? Kita tidak hanya harus menegakkan hukum, tetapi juga menjaga keamanan dan ketertiban. Tidak hanya main tangkap, tapi juga harus memikirkan eksesnya," jelas Nanan Soekarna.

Sementara itu, Dian dan Aulia menceritakan, mereka telah difasilitasi oleh Change.org untuk bertemu dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada Selasa (23/7/2013) di Kantor Kementerian Kehutanan. Namun, Dian menyayangkan karena petisi pembentukan Komnas Hewan tersebut ternyata tidak direspons oleh sang menteri.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Merpati Terbang dengan Bantuan \"Peta\" di Otaknya

Written By Unknown on Senin, 29 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com

- Misteri mengenai bagaimana seekor merpati selalu dapat menemukan jalan pulang akhirnya terpecahkan. Hasil riset seperti diberitakan Daily Mail, Jumat (26/7/2013), menyatakan merpati punya "peta" yang mampu menuntunnya menemukan arah ketika terbang di tempat asing.

Penemuan ini menjatuhkan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa merpati mencocokkan koordinat suatu tempat asing dengan koordinat sangkarnya kemudian mengurangi perbedaan di antara keduanya untuk menemukan jalan pulang.

Untuk menguak misteri tersebut, Nicole Balser, mahasiswa doktoral bidang biologi di University of Zurich, serta rekannya mengamati gerak terbang dua kelompok merpati pos dengan bantuan Global Positioning System (GPS).

Sebelum riset dimulai, peneliti melatih merpati untuk terbang dari sangkar menuju gudang penyimpanan makanan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari sangkar. Peneliti juga melatih merpati untuk terbang ke sangkar setelah mendapatkan makanan.

Saat eksperimen dimulai, peneliti membawa merpati pos ke tempat ketiga yang belum pernah diketahui sebelumnya. Jarak tempat ini sejauh 30 kilometer dari sangkar dan gudang makanan serta memiliki berbagai penghambat alami yang dapat menghalangi pandangan merpati.

Satu kelompok merpati telah diberi makan, sedangkan satu kelompok yang lain dibiarkan kelaparan. "Kami ingin mengetahui apakah merpati yang kelaparan akan pergi ke sangkar kemudian menuju ke gudang makanan ataukah akan langsung menuju gudang makanan," ujar Blaser.

Hasil riset menunjukkan bahwa kedua keompok merpati pos memiliki ingatan dan prioritas. Kelompok yang kelaparan menuju gdang makanan sementara yang sudah diberi makan kembali ke rumah. Beberapa merpati terbang menghindari hambatan topografi tetapi mampu kembali ke jalur yang tepat.

Berdasarkan penelitian ini, Balser meyakini bahwa merpati punya kemampuan kognitif. Merpati tidak hanya mampu menentukan jalan pulang dengan kemampuan spasialnya, tetapi juga mampu menentukan prioritas. "Merpati 'menggunakan' kepala untuk terbang," kata Balder.

Para peneliti meyakini bahwa di tempat asing merpati mampu mengetahui keberadaannya serta keberadaan sangkarnya. Merpati pos dan burung-burung yang sedang bermigrasi menggunakan medan magnet, rasi bintang dan posisi Matahari untuk membantu mengarahkan mereka terbang. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Siapa Bilang Bulan Cantik? Bulan Itu Tandus!

KOMPAS.com - Bulan selalu dianggap cantik. Bahkan, orang pertama yang mendarat di satelit Bumi tersebut, Neil Armstrong, juga menganggapnya demikian. Tapi, apakah memang begitu?

Menurut Buzz Aldrin, rekan Neil Armstrong alias orang kedua yang mendarat di Bulan dalam misi Apollo 11, Bulan adalah lingkungan yang sangat tandus, sepi dan tak memiliki kehidupan. Aldrin punya pendapat yang berbeda dengan Armstrong.

"Neil punya cara optimistis denagn menggunakan kata 'cantik'. Tapi ketika saya melihat, Bulan tidak cantik, sangat sepi, benar-benar tak punya kehidupan," kata Aldron.

"Benar-benar tidak ada apa-apa selain bayangan dan horison gelap. Bulan memang terlihat sangat bagus dan indah, namun juga sangat mati," ungkap Aldrin seperti dikutip Daily Mail, Jumat (26/7/2013).

Aldrin mengungkapkan pendapatnya tetang Bulan dalam wawancara dengan Sir David Frost, wartawan terkemuka di Inggris, dalam sebuah program televisi.

Dalam wawancara tersebut, Aldrin juga menguraikan betapa sulitnya mendarat dengan modul Apollo 11 serta kondisi bahan bakar yang hampir habis. Ia juga bicara di tentang ungkapan lengendaris dar Armstrong "one small step for man."

Aldrin bercerita bahwa ungkapan terkenal dari Armstrong itu tak sepenuhnya direncanakan utuk diungkapkan.

Saat penerbangan menuju Bulan, menurut Aldrin, Armstrong awalnya hanya ditanya oleh pilot Apollo 11, Michael Collins, apa yang ingin diucapkannya saat mendarat di Bulan. Armstrong saat itu cuma mengatakan, "Sudahlah ayo kita ke sana dulu."

Aldrin dalam wawancara juga mengungkapkan pentingnya kolonisasi antariksa. Kolonisasi itu akan menyelamatkan spesies manusia di masa depan.

Aldrin mengatakan, dalam kondisi krisis di Amerika Serkat, kolonisasi Mars terdengan sulit. Namun, dengan perkembangan teknologi yang bisa dibuat semakin murah, mimpi mendarat atau tinggal di planet lain bisa tercapai.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Agustus Nanti, Bumi Akan Dihujani Bola Api

KOMPAS.com — Agustus nanti, Bumi akan dihujani bola api. Hujan bola api ini bukan merupakan bencana, tetapi bagian dari hujan meteor Perseid yang akan memuncak pada 12-13 Agustus 2013.

Berdasarkan penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), hujan meteor Perseid yang akan terjadi nanti akan menjadi hujan meteor paling megah tahun ini. Jumlah bola api yang bisa disaksikan jauh lebih banyak.

"Kami menemukan ada satu hujan meteor yang menghasilkan bola api lebih banyak dari yang lain. Itu adalah hujan meteor Perseid yang memuncak 12-13 Agustus nanti," kata Bill Cooke dari Meteoroid Environmental Office NASA.

NASA mengamati setiap hujan meteor dan bola api yang terjadi yang terjadi sejak tahun 2008. Data mengungkap, hujan meteor Perseid adalah pemenangnya, menghasilkan bola api paling banyak.


Bola api adalah meteor yang sangat terang, bisa seterang Planet Jupiter dan Venus saat dilihat dari Bumi. Saat Bumi melewati zona angkasa yang kaya debris komet, lebih banyak meteor dan bola api yang bisa disaksikan.

Hujan meteor Perseid terjadi setiap awal atau pertengahan Agustus saat Bumi memasuki wilayah yang kaya debris komet Swift-Tuttle. Meteor dalam peristiwa ini akan memasuki atmosfer dengan kecepatan sekitar 211.200 km/jam.

NASA dalam publikasi di situs webnya, Jumat (26/7/2013), menyatakan bahwa hujan meteor Perseid menjadi yang paling kaya bola api karena karakteristik komet yang menyebabkannya.

"Komet Swift-Tuttle punya inti komet yang besar mencapai 26 kilometer. Kebanyakan komet lain lebih kecil dengan inti hanya beberapa kilometer. Akibatnya, Swift-Tuttle menghasilkan lebih banyak meteoroid yang cukup besar untuk menghasilkan bola api," kata Cooke.

Hujan bola api Perseid bisa disaksikan juga di Indonesia, sekitar pukul 10.30 malam hingga 04.30 dini hari waktu lokal. Agar optimal, pengamat perlu mencari tempat lapang dan gelap. Bersiap-siaplah sebab jumlah meteor yang muncul bisa mencapai 100 buah per jam.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Suhu Meningkat, Arktik Berubah Menjadi Danau

Written By Unknown on Minggu, 28 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com — Kutub dibayangkan sebagai lingkungan dengan es yang tebal. Namun, foto terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mungkin memberi gambaran lain.

Foto dan video memperlihatkan bahwa banyak wilayah Arktik kini menjadi seperti danau. Es permukaan dalam jumlah besar meleleh.

North Pole Environmental Observatory telah memonitor Laut Arktik dengan webcam sejak tahun 2000 silam.

Hasil pemantauan menunjukkan, es Arktik telah meleleh drastis sejak tahun 2002, dan pada tahun 2012 jumlah es di Arktik turun hingga 4 juta kilometer persegi.

Diberitakan The Australian, Jumat (26/7/2013), tahun 2012 pada 26 Agustus, bentang es di Laut Arktik yang terobservasi mencapai titik terendah.

Observasi selanjutnya, pada 5 September tahun yang sama, menunjukkan bahwa bentangan es semakin menurun hingga kurang dari 4 kilometer persegi.

Dengan jumlah tersebut, dibandingkan dengan kondisi bulan September tahun 1980-an dan 1990-an, area Arktik yang tertutup es menurun sebanyak 45 persen.

Tahun 2013, es bahkan meleleh lebih cepat. Menurut National Snow and Ice Data Center, pelelehan es pada awal Juli 2013 mencapai 132 kilometer persegi per hari, 61 persen lebih cepat dari rata-rata.

Dikatakan, temperatur pada minggu pertama dan kedua di kebanyakan wilayah Arktik pada Juli 2013 1-3 derajat lebih tinggi dan 5 derajat lebih tinggi dari Laut Kara.

Penurunan tersebut merupakan bukti nyata perubahan iklim. Suhu terus meningkat sehingga es meleleh lebih cepat.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Teka-teki \"Kuda Berbadan Manusia\" di Dekat Neptunus

KOMPAS.com — Sekian lama, centaur, benda langit yang mengorbit Matahari di antara orbit Jupiter dan Neptunus, menjadi teka-teki. Apa sebenarnya obyek tersebut?

Astronom sebelumnya punya dua dugaan tentang centaur. Pertama, centaur adalah asteroid yang terlempar ke Tata Surya bagian luar. Kedua, centaur adalah komet yang mendekati Matahari.

Dua dugaan membuat centaur mendapatkan nama centaur, seperti kuda berbadan manusia dalam mitologi Yunani, dua identitas dalam satu tubuh.

Hasil observasi dengan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) milik NASA kini memberi petunjuk tentang obyek misterius itu.

"Data kami menunjukkan bahwa sebagian besar obyek itu punya pautan dengan komet, menunjukkan mereka datang jauh dari Tata Surya," kata James Bauer dari Jet Propulsion Laboratory, NASA.

Centaur dikatakan punya pautan dengan komet dalam arti punya material sama dengan komet, adalah komet pada masa lalu, atau akan menjadi komet pada masa depan.

Data berasal dari hasil observasi pada 52 centaur dan obyek lain yang disebut scattered disk object, obyek yang mengorbit di zona yang tak stabil, mudah dipengaruhi gravitasi planet.

Pengamatan berbasis cahaya tampak mengungkap bahwa centaur memiliki warna biru-abu-abu atau kemerahan.

Astronom menemukan bahwa warna biru-abu-abu centaur cenderung gelap, menunjukkan bahwa obyek itu komet. Jika obyek itu asteroid, maka warnanya akan kemerahan.

"Komet punya lapisan bagai jelaga yang gelap pada permukaan esnya, membuatnya lebih gelap dari asteroid," ujar Tommy Grav dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona.

"Komet biasanya tampak lebih seperti arah sementara asteroid bersinar seperti Bulan," tambah Grav dalam keterangannya di situs web NASA, Kamis (25/7/2013).

Temuan ini belum sepenuhnya memecahkan teka-teki centaur. Baru tiga perempat jumlah centaur yang dinyatakan komet. Sisanya, belum tahu. Penelitian selanjutnya mungkin bisa memecahkannya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Buku Teknik Konservasi Badak Indonesia Pertama Diluncurkan

KOMPAS.com — WWF Indonesia dan praktisi konservasi badak meluncurkan buku Teknik Konservasi Badak Indonesia pada Rabu (24/7/2013). Buku ini merupakan buku pertama yang secara khusus mengulas badak di Indonesia dan konservasinya dalam bahasa Indonesia.

Disusun oleh 20 praktisi konservasi badak, buku ini memuat taksonomi, morfologi, populasi, dan penyebarannya hingga konflik dan protokol penyelamatan badak yang berasal dari pengalaman para pegiat konservasi badak di lapangan.

Hadi Alikodra, Guru Besar Manajemen Satwa Liar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengungkapkan bahwa buku ini sangat penting. "Tidak hanya spesiesnya saja yang langka, pengetahuan teknis konservasi badak pun dapat dikatakan langka," kata Hadi.

Sementara Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Mohammad Haryono mengatakan, "Buku ini dibuat untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan badak agar bisa selamat." Dalam buku ini, kata Haryono, badak seperti menuturkan sosok dirinya yang belum diketahui publik.

Widodo Ramono dari Yayasan Badak Indonesia mengatakan, buku ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan konservasi serta mendorong kerja sama antarpemangku kepentingan dalam rangka upaya penyelamatan badak.

Menurut Widodo, banyak masyarakat yang belum mau peduli dengan kelangsungan hidup badak karena tidak merasakan dampak langsung dari kehadirannya. Padahal, badak sangat berpengaruh dalam membangun ekosistem alam yang kompleks.

Dikatakan, sekantong kotoran badak diketahui dapat menumbuhkan hingga 11 tanaman. Artinya, kotoran alami badak yang berceceran di dalam hutan sudah pasti akan membantu untuk menciptakan suatu ekosistem hutan yang subur dan efeknya akan dirasakan oleh manusia.

Indonesia adalah rumah bagi dua dari lima spesies badak yang masih tersisa di dunia. Jumlahnya hanya tinggal 50 ekor untuk badak jawa dan 200 ekor untuk badak sumatera. Badak masuk sebagai kategori satwa liar berstatus terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Buku Teknik Konservasi Badak Indonesia Pertama Diluncurkan

Written By Unknown on Sabtu, 27 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com — WWF Indonesia dan praktisi konservasi badak meluncurkan buku Teknik Konservasi Badak Indonesia pada Rabu (24/7/2013). Buku ini merupakan buku pertama yang secara khusus mengulas badak di Indonesia dan konservasinya dalam bahasa Indonesia.

Disusun oleh 20 praktisi konservasi badak, buku ini memuat taksonomi, morfologi, populasi, dan penyebarannya hingga konflik dan protokol penyelamatan badak yang berasal dari pengalaman para pegiat konservasi badak di lapangan.

Hadi Alikodra, Guru Besar Manajemen Satwa Liar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengungkapkan bahwa buku ini sangat penting. "Tidak hanya spesiesnya saja yang langka, pengetahuan teknis konservasi badak pun dapat dikatakan langka," kata Hadi.

Sementara Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Mohammad Haryono mengatakan, "Buku ini dibuat untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan badak agar bisa selamat." Dalam buku ini, kata Haryono, badak seperti menuturkan sosok dirinya yang belum diketahui publik.

Widodo Ramono dari Yayasan Badak Indonesia mengatakan, buku ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan konservasi serta mendorong kerja sama antarpemangku kepentingan dalam rangka upaya penyelamatan badak.

Menurut Widodo, banyak masyarakat yang belum mau peduli dengan kelangsungan hidup badak karena tidak merasakan dampak langsung dari kehadirannya. Padahal, badak sangat berpengaruh dalam membangun ekosistem alam yang kompleks.

Dikatakan, sekantong kotoran badak diketahui dapat menumbuhkan hingga 11 tanaman. Artinya, kotoran alami badak yang berceceran di dalam hutan sudah pasti akan membantu untuk menciptakan suatu ekosistem hutan yang subur dan efeknya akan dirasakan oleh manusia.

Indonesia adalah rumah bagi dua dari lima spesies badak yang masih tersisa di dunia. Jumlahnya hanya tinggal 50 ekor untuk badak jawa dan 200 ekor untuk badak sumatera. Badak masuk sebagai kategori satwa liar berstatus terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Suhu Meningkat, Arktik Berubah Menjadi Danau

KOMPAS.com — Kutub dibayangkan sebagai lingkungan dengan es yang tebal. Namun, foto terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mungkin memberi gambaran lain.

Foto dan video memperlihatkan bahwa banyak wilayah Arktik kini menjadi seperti danau. Es permukaan dalam jumlah besar meleleh.

North Pole Environmental Observatory telah memonitor Laut Arktik dengan webcam sejak tahun 2000 silam.

Hasil pemantauan menunjukkan, es Arktik telah meleleh drastis sejak tahun 2002, dan pada tahun 2012 jumlah es di Arktik turun hingga 4 juta kilometer persegi.

Diberitakan The Australian, Jumat (26/7/2013), tahun 2012 pada 26 Agustus, bentang es di Laut Arktik yang terobservasi mencapai titik terendah.

Observasi selanjutnya, pada 5 September tahun yang sama, menunjukkan bahwa bentangan es semakin menurun hingga kurang dari 4 kilometer persegi.

Dengan jumlah tersebut, dibandingkan dengan kondisi bulan September tahun 1980-an dan 1990-an, area Arktik yang tertutup es menurun sebanyak 45 persen.

Tahun 2013, es bahkan meleleh lebih cepat. Menurut National Snow and Ice Data Center, pelelehan es pada awal Juli 2013 mencapai 132 kilometer persegi per hari, 61 persen lebih cepat dari rata-rata.

Dikatakan, temperatur pada minggu pertama dan kedua di kebanyakan wilayah Arktik pada Juli 2013 1-3 derajat lebih tinggi dan 5 derajat lebih tinggi dari Laut Kara.

Penurunan tersebut merupakan bukti nyata perubahan iklim. Suhu terus meningkat sehingga es meleleh lebih cepat.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Teka-teki \"Kuda Berbadan Manusia\" di Dekat Neptunus

KOMPAS.com — Sekian lama, centaur, benda langit yang mengorbit Matahari di antara orbit Jupiter dan Neptunus, menjadi teka-teki. Apa sebenarnya obyek tersebut?

Astronom sebelumnya punya dua dugaan tentang centaur. Pertama, centaur adalah asteroid yang terlempar ke Tata Surya bagian luar. Kedua, centaur adalah komet yang mendekati Matahari.

Dua dugaan membuat centaur mendapatkan nama centaur, seperti kuda berbadan manusia dalam mitologi Yunani, dua identitas dalam satu tubuh.

Hasil observasi dengan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) milik NASA kini memberi petunjuk tentang obyek misterius itu.

"Data kami menunjukkan bahwa sebagian besar obyek itu punya pautan dengan komet, menunjukkan mereka datang jauh dari Tata Surya," kata James Bauer dari Jet Propulsion Laboratory, NASA.

Centaur dikatakan punya pautan dengan komet dalam arti punya material sama dengan komet, adalah komet pada masa lalu, atau akan menjadi komet pada masa depan.

Data berasal dari hasil observasi pada 52 centaur dan obyek lain yang disebut scattered disk object, obyek yang mengorbit di zona yang tak stabil, mudah dipengaruhi gravitasi planet.

Pengamatan berbasis cahaya tampak mengungkap bahwa centaur memiliki warna biru-abu-abu atau kemerahan.

Astronom menemukan bahwa warna biru-abu-abu centaur cenderung gelap, menunjukkan bahwa obyek itu komet. Jika obyek itu asteroid, maka warnanya akan kemerahan.

"Komet punya lapisan bagai jelaga yang gelap pada permukaan esnya, membuatnya lebih gelap dari asteroid," ujar Tommy Grav dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona.

"Komet biasanya tampak lebih seperti arah sementara asteroid bersinar seperti Bulan," tambah Grav dalam keterangannya di situs web NASA, Kamis (25/7/2013).

Temuan ini belum sepenuhnya memecahkan teka-teki centaur. Baru tiga perempat jumlah centaur yang dinyatakan komet. Sisanya, belum tahu. Penelitian selanjutnya mungkin bisa memecahkannya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Sejarah dan Arti Nama Si \"Royal Baby\"

Written By Unknown on Kamis, 25 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com — Sempat menjadi bahan perbincangan bahkan pertaruhan, nama putra Pangeran William dan Kate Middleton akhirnya diumumkan. Bayi yang lahir pada 22 Juli 2013 itu diberi nama George Alexander Louis.

Nama bukan sekadar nama, melainkan memiliki arti, baik cuma gabungan antara nama orangtua maupun mencerminkan harapan pada sang anak. Nama tertentu, terutama yang umum dipakai, biasanya juga punya sejarah tersendiri. Lalu, apa arti nama putra William dan Kate? Bagaimana sejarahnya?

Diberitakan MSN News, Kamis (25/7/2013), nama "George" dipilih kemungkinan besar karena merupakan nama favorit Kerajaan Inggris. Telah ada 6 raja Inggris yang punya nama tersebut. Raja terakhir yang memakai nama itu adalah Raja George VI, ayah dari Ratu Elizabeth II.

"George" sendiri berarti "petani". Nama tersebut berasal dari kata bahasa Yunani "georgos". Dalam kebudayaan Yunani Kuno, kata itu tak pernah dipakai sebagai nama. Namun, Dewa Zeus memiliki epitet nama tersebut, Zeus Georgos, berarti Zeus dewa tanaman dan panen.

Dalam dunia barat, nama itu mulai dikenal saat Perang Salib berkat popularitas Santo George, seorang Yunani yang menjadi prajurit Romawi, lahir tahun 275 Masehi di kota Lyda (kini wilayah Palestina). Santo George dalam tradisi Katolik dikenal sebagai salah satu 14 Pembantu Kudus.

Di Inggris, nama George dikenal sejak bertakhtanya Raja George I pada tahun 1714. Sesudahnya, ada lima raja Inggris berikutnya menggunakan nama George. George Alexander Louis merupakan orang ketujuh di Kerajaan Inggris yang memakai nama George sehingga disebut George VII.

Sementara itu, menurut BBC, Kamis, nama "Alexander" dikatakan merupakan nama favorit Kate. Nama ini juga memiliki arti "laki-laki" ataupun "ksatria". Di Kerajaan Inggris saat ini, ada pula yang memiliki nama Alexandrr, yaitu Pangeran Ulster, putra Duke of Edinburgh.

Nama "Louis" dipilih sebagai penghargaan pada Raja Louis Mountbatten, paman Duke of Edinburgh yang pernah menjadi raja muda terakhir di India sebelum kemerdekaan negara itu pada tahun 1947. Raja Mountbatten yang dekat dengan Pangeran Charles terbunuh pada bom IRA tahun 1979.

Di masa depan, walaupun memiliki nama depan dan panggilan George, putra William dan Kate akan memakai nama yang sama jika menjadi raja. George VI, misalnya, punya nama Albert Frederick Arthur George. Ia memilih nama George agar tak terdengar terlalu Jerman.

Pemilihan nama George sendiri tak mengejutkan. Situs Livescience, Kamis, mengutip Laura Wattenberg, seorang pakar nama bayi dan pendiri babynamewizard.com, mengatakan bahwa Kerajaan Inggris selalu memilih nama klasik. Nama "royal baby" dianggap membosankan.

Sementara itu, aktor Will Smith bisa memengaruhi penamaan bayi kepada publik setelah memberi nama anaknya Jaden; nama "royal baby" takkan memberi pengaruh apa-apa. Bagaimana tidak, dunia sudah jenuh dengan banyaknya George. Di Inggris, George merupakan nama bayi terpopuler ke-12.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Akhir Pekan Ini, Merkurius Tampil Singkat Menjelang Fajar

KOMPAS.com — Setidaknya lima planet akan tampak di langit malam pada akhir pekan. Senja hingga menjelang tengah malam, akan ada Venus dan Saturnus. Menjelang fajar, akan ada Mars, Jupiter, dan Merkurius.

Di antara semua planet tersebut, Merkurius akan tampil paling singkat dan tampak paling kecil. Menjelang fajar hari Jumat hingga Minggu, planet terdekat dengan Matahari ini akan tampak kurang dari 30 menit sebelum Matahari terbit.

Berdasarkan simulasi perangkat lunak astronomi Stellarium, Merkurius baru akan tampak mulai pukul 04.50 WIB. Planet panas yang baru-baru ini terungkap memiliki es tersebut akan terlihat di arah timur dengan ketinggian rendah.

Pengamatan Merkurius punya tantangan. Sebagai planet yang paling dekat dengan bintang induk Tata Surya, Merkurius selalu tampak berdekatan dengan saat Matahari terbit atau terbenam. Akibatnya, kecerlangannya terganggu oleh cahaya Matahari.

Tantangan yang lain adalah ukuran Merkurius yang kecil. Dengan ditendangnya Pluto sebagai planet pada tahun 2006, Merkurius kini menjadi planet terkecil engan diameter hanya 2.440 kilometer atau 38 persen diameter Bumi.

Berdasarkan tulisan Starry Night Education di Space.com, Kamis (24/7/2013), akhir pekan ini, publik diuntungkan dalam mengamati Merkurius. Merkurius akan berada di titik terjauh pada 30 Juli 2013 nanti. Tantangan sedikit berkurang.

Karena Merkurius kecil, pengamatan memang lebih baik jika memakai alat bantu, seperti binokular atau teleskop. Untuk memudahkan pengamatan, temukan dahulu Jupiter dan Mars yang masih akan tampak di langit Subuh pada akhir pekan ini.

Bila Jupiter dan Mars ditemukan, maka untuk menemukan Merkurius bakal lebih mudah. Merkurius berada di bawah dua planet tersebut dan di atas horizon, garis khayal pembatas wilayah langit yang teramati oleh manusia.

Jumat (19/7/2013) dan Sabtu (20/7/2013) lalu, wahana antariksa Messenger memotret Bumi dan Bulan dari Merkurius, yang jaraknya saat itu 97,6 juta kilometer. Bumi dan Bulan tampak seperti bintang ganda. Akhir pekan ini, giliran Anda mengintip Merkurius. Seperti apa planet ini dari binokular atau teleskop Anda? Coba saja intip. Kalau tak ada awan dan hujan, pasti Anda bisa menemukannya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

30 Tahun Status Trowulan Tidak Jelas

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Upaya mengamankan situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sudah dilakukan sejak 1983 sehingga terbit Rencana Induk Arkeologi Bekas Kota Kerajaan Majapahit. Meski demikian, pemerintah hingga saat ini belum menetapkan Trowulan sebagai kawasan cagar budaya.

"Sudah sekitar 30 tahun status Trowulan tak jelas," kata Aris Sofyani, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, Rabu (24/7/2013).

Ketidakjelasan status hukum membuat keberadaan situs-situs di Trowulan semakin terancam dari aktivitas komersial, termasuk penggalian tanah untuk pembuatan batu bata di sekitar situs. Padahal, jika ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya, keberadaan situs yang merupakan peninggalan ibu kota Kerajaan Majapahit itu bisa lebih terjaga.

Dari hasil penelitian arkeolog Nurhadi Rangkuti, diperkirakan luas ibu kota Majapahit sekitar 9 kilometer x 11 kilometer. Di kawasan itu juga sudah ditemukan 16 situs yang sudah dipugar tim arkeologi, seperti Candi Brahu, Candi Tikus, Telaga Segaran, dan Candi Bajangratu.
Dua tahun

Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Mundardjito mengatakan, rencana induk disusun selama 1983-1985. Sebanyak 64 ahli arkeologi terlibat dalam penelitian di lapangan dan pengumpulan data.

Mundardjito mengakui, rencana induk memang bisa menjadi acuan untuk menetapkan Trowulan sebagai kawasan cagar budaya. Hanya saja, saat rencana induk itu dibuat, Indonesia belum mengenal istilah kawasan cagar budaya, tetapi baru sebatas perlindungan terhadap benda cagar budaya.

Perlindungan terhadap kawasan baru diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010. Jika status Trowulan sebagai kawasan cagar budaya tak kunjung ditetapkan, konflik antara warga dan dunia bisnis bisa terus terjadi. (IND)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Serangga Terbesar, Gigitannya Sanggup Mematahkan Pensil!

Written By Unknown on Rabu, 24 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com — Serangga apa yang ukurannya paling besar di dunia? Jawabannya adalah Titanus giganteus atau sering disebut sebagai kumbang titan. Serangga ini bisa tumbuh hingga ukuran 18 sentimeter.

Berhabitat di wilayah hutan Amerika Selatan, kumbang ini menarik karena walaupun ukurannya besar, ternyata tak berbahaya bagi manusia. Larva serangga ini juga masih misterius karena belum pernah dijumpai.

Ilmuwan menduga, larva dari serangga raksasa itu memakan kayu yang melapuk sepanjang hidupnya sebelum menjadi dewasa. Selama fase pupa, serangga ini menabung energi untuk kebutuhan energi di masa dewasa, terbang mencari pasangan.

Saking besarnya ukuran tubuh, serangga ini tak mampu terbang langsung dari permukaan tanah. Spesies ini mesti merangkak naik ke atas pohon terlebih dahulu sebelum terbang. Pejantan jenis ini akan lebih aktif mencari, sementara betina menunggu untuk dikawini.

Kumbang titan mempertahankan diri dari mangsa dengan mendesis dan menggunakan rahangnya yang kuat untuk menggigit mangsa. Rahang hewan ini sangat kuat hingga bisa mematahkan pensil.

Sementara itu, spesies ini juga memiliki kaki kuat dan cakar tajam yang bisa melukai hewan lain ataupun manusia. Meski demikian, hewan ini takkan menyerang kecuali diganggu terlebih dahulu.

Habitat lebah jenis ini di antaranya adalah hutan hujan di wilayah Brasil, Bolivia, Kolombia, Ekuador, Guyana, dan Peru. Individu terbesar kumbang titan yang pernah ditemukan berukuran 16,7 sentimeter didapati di Guyana-Perancis.

Sumber : The Daily Mail

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Pabrik Baja Dibangun di Dekat Situs Kerajaan Majapahit

KOMPAS.com — Pabrik pengecoran baja siap dibangun di dekat gerbang Wringin Lawang dan Candi Wates Umpak di situs Kerajaan Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Rencana pembangunan pabrik ditentang masyarakat karena khawatir akan merusak situs.

"Izin mendirikan bangunan sudah diberikan Pemerintah Kabupaten Mojokerto," kata Ribut Sumiyono, warga Desa Wates Umpak sekaligus penggiat budaya di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (22/7/2013).

Pabrik baja akan dibangun di pinggir jalan Surabaya-Madiun, tepatnya di Desa Jati Pasar dan Desa Wates Umpak, tak jauh dari situs Trowulan. Situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit dari abad ke-13 sampai 15 Masehi. Kawasan situs ini ditemukan abad ke-19.

Di bagian depan terdapat Wringin Lawang, yakni gapura untuk masuk kota kuno Majapahit, berupa susunan batu bata merah setinggi 15,5 meter, sedangkan luas dasarnya sekitar 11 meter x 13 meter. Adapun Wates Umpak diduga merupakan fondasi bangunan.

Luas wilayah kota Majapahit kuno diperkirakan 9 km x 11 km. Selain kedua situs itu, terdapat pula Candi Tikus berupa petirtaan atau kolam pemandian ritual yang ditemukan pada 1914.

Di bagian lain kawasan Trowulan juga ada Candi Bajang Ratu berupa susunan batu bata dengan struktur yang indah setinggi 16,5 meter. Di sisi lain, terdapat kolam segaran yang luasnya sekitar 500 meter x 800 meter yang ditemukan tahun 1926 dan situs-situs lainnya yang unik.

Sejumlah situs ini ditemukan pada masa kolonial Belanda dalam kondisi terkubur lumpur. Diduga situs peninggalan Majapahit itu terkubur material letusan Gunung Kelud.

Cagar budaya

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur Aris Sofyani membenarkan adanya rencana pembangunan pabrik baja di dekat situs Trowulan. Menurut data yang ada, kata Aris, pabrik tersebut luasnya 36.728 meter persegi dan dibangun di atas area pabrik lama milik PT Pembangkit Ekonomi Desa.

Pabrik lama yang sudah ada sejak tahun 1970-an itu bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian. Adapun pabrik baja itu nantinya akan melakukan pengecoran untuk assembling pelat baja pada alat-alat berat.

Situs Trowulan juga sudah diajukan pemerintah kepada UNESCO sejak 2009 sebagai Warisan Dunia. (IND/KOMPAS)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Ekor Dinosaurus Sepanjang 5 Meter Ditemukan di Meksiko

KOMPAS.com — Tim arkeolog dari National Institute for Anthropology and History (INAH) Meksiko menemukan fosil ekor dinosaurus berusia 72 juta tahun di gurun wilayah negara tersebut.

Terawetkan secara baik walaupun telah terkubur jutaan tahun, ekor dinosaurus itu punya ukuran 5 meter dan merupakan fosil pertama yang ditemukan di Meksiko. Demikian dikatakan Fransisco Aguilar, Direktur INAH wilayah Coahuila.

Arkeolog mengatakan bahwa ekor itu milik dinosaurus golongan hadrosaurus. Ekor yang ditemukan di dekat kota kecil bernama General Cepeda itu diperkirakan sudah setengah panjang tubuh dinosaurus pemiliknya.

Lewat penggalian selama 20 hari untuk mengangkat batu yang menimbun fosil tersebut, arkeolog menemukan bahwa ekor tersusun dari 50 ruas tulang belakang. Di dekat tulang tersebut terdapat tulang-tulang lain.

INAH, seperti diberitakan Reuters, Selasa (23/7/2013), mengatakan, temuan ekor dinosaurus tergolong langka. Penemuan ini bisa mengungkap banyak hal, termasuk penyakit yang diderita dinosaurus. Ilmuwan, sebagai contoh, telah menemukan bukti adanya tumor dan radang sendi.

Coahuila yang terletak di wilayah utara Meksiko merupakan daerah yang kaya peninggalan palentologi. Menurut ilmuwan, pada masa Cretaceous yang berakhir 65 juta tahun lalu, wilayah itu adalah area pantai. Hal ini memungkinkan ditemukannya dinosaurus lautan dan daratan.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Benarkah Reruntuhan Ini adalah Istana Nabi Daud?

Written By Unknown on Selasa, 23 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com — Arkeolog asal Jerusalem mengklaim telah menemukan dua bangunan yang diyakini sebagai kerajaan milik raja tersohor dalam sejarah Islam, Kristen, dan Yahudi, Raja sekaligus Nabi Daud.

Klaim muncul setelah para arkeolog melakukan penggalian di situs yang mereka yakini sebagai benteng kota Yudea di Shaaraim sepanjang tahun lalu.

Shaaraim, kini lebih dikenal sebagai Khirbet Qeiyafa, adalah tempat yang dipercaya sebagai tempat Daud mengalahkan Goliat, seperti yang dikisahkan dalam Alkitab.

"Hingga saat ini, reruntuhan tersebut adalah bukti terbaik untuk membongkar benteng kota Raja Daud. Penemuan ini adalah bukti tak terbantahkan atas keberadaan pusat otoritas di Yehuda selama masa kepemimpinan Raja Daud," ujar Profesor Yossi Garfinkel dari Hebrew University dan Saar Ganor, pemimpin proyek penggalian.

Garfinkel dan Ganor menemukan dua bangunan yang dibangun sejak abad 10 SM di Jerusalem. Satu struktur bangunan diidentifikasi sebagai istana Daud, sedangkan yang lain diduga sebagai gudang besar milik istana tersebut.

"Bagian selatan dari istana besar yang membentang seluas 1.000 meter persegi ditemukan di bagian atas kota," demikian pernyataan Garfinkel dan ganor seperti dikutip Foxnews, Kamis (18/7/2013).

"Tembok yang mengurung istana punya panjang 30 meter dan sebuah gerbang masuk terdapat untuk mengantarkan orang ke gerbang selatan kota, di seberang Lembah Valley," imbuh kedua arkeolog itu.

Mereka menambahkan, di sekeliling istana terdapat ruangan dengan beragam instalasi seperti bejana tembikar dan pecahan bejana pualam. Temuan ini sekaligus menjadi bukti jika pada masa itu masyarakat Mesir telah mengenal industri logam.

Yoli Schwartz, juru bicara Israel Antiquities Authority (IAA), mengatakan, "Ini adalah satu-satunya situs yang ditemukan bersamaan dengan adanya material organik, termasuk biji zaitun, yang bisa dianalisis karbon."

Menurutnya, istana ini terletak di wilayah yang strategis, berada di pusat situs dan mampu mengontrol semua rumah yang ada di bawahnya. Bahkan dari tempat ini akan diperoleh pandangan yang luas mulai dari Laut Mediterania di sebelah barat serta Gunung Hebron dan Jerusalem di sebelah timur.

Meski temuan terdengar mencengangkan, tak semua sejarawan setuju. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa istana dan kerajaan itu tak pernah ada. Jika ada, mungkin besarnya tak lebih besar dari Jerusalem. Kota Jerusalem sendiri tak lebih besar dari desa-desa umumnya.

Prof Aren Meir dari Bar Ilan University menyatakan setuju jika situs ini merupakan sebuah penemuan yang penting. Namun, menurutnya, para arkeolog terlalu mengandalkan Alkitab sebagai sumber bukti.

"Bisakah kita mengumpulkan argumen mengenai kerajaan Daud dan Salomo? Bagi saya, hal ini terlihat terlalu muluk," ujar Meir.

Ratusan artefak turut ditemukan dalam penggalian ini, mulai dari peralatan batu, bejana tembikar, segel, dan alat-alat keagamaan yang khas dari zaman itu. Bukti ini meyakinkan para ahli bahwa memang penemuan ini signifikan, meskipun belum tentu merupakan peninggalan dari kerajaan Daud.

IAA berharap bahwa penemuan ini akan membawa Khirbet Qeiyafa sebagai taman nasional yang mampu mengundang wisatawan untuk datang dan belajar mengenai kehidupan kerajaan pada masa kekuasaan Daud. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Ternyata Testis Juga Mampu Mengecap Rasa

KOMPAS.com — Selama ini, lidah dianggap sebagai satu-satunya organ tubuh yang mampu mengecap rasa. Namun, riset terbaru memberikan pandangan baru.

Meskipun letaknya jauh dari mulut, testis dan anus ternyata mampu mengecap rasa manis. Penelitian mengungkap bahwa kemampuan tersebut penting dalam reproduksi.

Peneliti awalnya tidak mengetahui keterkaitan di antara reseptor rasa dan tingkat kesuburan pria. Sampa akhirnya peneliti membiakkan tikus yang tak punya kemampuan mengecap rasa tersebut.

Hasil riset menunjukkan, tikus jantan yang kehilangan protein GNAT3 dan TAS1R3 akan kehilangan kesuburan, bahkan ketika mereka hanya diberi zat yang mampu menghalangi kinerja kedua protein ini.

TAS1R3 adalah komponen yang terdapat dalam reseptor rasa manis dan umami. Sedangkan GNAT3 adalah molekul yang dibutuhkan untuk mengubah sinyal reseptor rasa pada mulut menjadi respons pada sel saraf.

Tikus jantan yang cuma punya satu protein, baik itu GNAT3 maupun TAS1R3 saja, tetap mampu berkembang biak. Namun, ketika keduanya tidak ada, maka sperma akan kesulitan untuk dapat bertahan dan testis akan menjadi cacat.

"Tikus jantan tersebut menjadi steril, jumlah sperma mereka rendah dan spermatozoa tidak dapat berkembang dengan baik," Bedrich Mosinger, peneliti yang melakukan riset ini, seperti dikutip oleh Daily Mail, Sabtu (20/7/2013).

Mosinger mengungkapkan, obat yang digunakan untuk memblokir reseptor rasa dalam riset itu punya kandungan yang sama dengan obat kolesterol tinggi untuk manusia. Obat itu diketahui dapat meningkatkan kemungkinan gangguan kesuburan.

"Seperti kebanyakan good science, temuan kali ini memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban," ujar peneliti lain, Robert Margolskee.

Mosinger dan Margolskee menambahkan, mekanisme mengenai bagaimana reseptor rasa memengaruhi kesuburan pada testis masih harus diteliti lebih lanjut.

Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai obat baru untuk infertilitas atau bahkan mampu dikembangkan menjadi pil KB untuk pria. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Saksikan Mars dan Jupiter \"Pacaran\" Usai Sahur Nanti

KOMPAS.com — Bagi yang rindu mengamati langit, Selasa (23/7/2013) pagi, ada fenomena menarik. Mars dan Jupiter akan "berpacaran". Bisa dikatakan berpacaran karena keduanya akan tampil sangat dekat, berjarak hanya sekitar satu derajat.

Dua planet di Tata Surya tersebut sebenarnya sudah tampak sejak awal Juli. Namun, baru mulai Minggu (21/7/2013) berada dalam posisi terdekat.

Fenomena kedekatan dua benda langit atau lebih disebut konjungsi. Tentu saja, kedekatan itu hanya dari sudut pandang manusia. Sejatinya, keduanya tetap berjarak jauh.

Pagi besok, Mars lebih kurang berjarak 2,4 astronomical unit (AU) dari Bumi, sedangkan Jupiter berjarak 6 AU. Satu AU sama dengan 149.597.871 kilometer.

Berdasarkan simulasi perangkat lunak astronomi Stellarium, Mars dan Jupiter akan tampak besok pagi mulai sekitar pukul 04.00 WIB. Keduanya akan tampak di ufuk timur.

Jupiter akan tampak dengan tingkat terang -1,47, sementara Mars lebih redup dengan tingkat terang 1,8. Tingkat terang menunjukkan kecerlangan benda langit, semakin negatif semakin terang.

Karena Jupiter akan tampak lebih terang dan besar, penampakan Mars mungkin akan terganggu. Pengamat mungkin membutuhkan biokuler untuk mengamati keduanya sekaligus.

Syarat untuk bisa mengamati keduanya yang paling utama adalah cuaca. Selain itu, pengamatan akan optimal bila dilakukan di tempat gelap dan lapang.

Pengamatan bisa dilakukan kalau tak ada awan yang menghalangi. Agar lebih nyaman, perlu mencari tempat yang cukup lapang sehingga bisa melihat maksimal ke arah timur.

Di tengah asyik "berpacaran", Mars dan Jupiter akan "diganggu" oleh Merkurius. Merkurius bakal menampakkan diri mulai sekitar ukul 05.00 WIB. Sayang, karena berbarengan dengan Matahari terbit, Merkurius agak sulit diamati.

Melihat Mars dan Jupiter, tentu ada banyak pertanyaan yang sering diajukan. Pertanyaan paling sering adalah ada atau tidaknya kehidupan di Mars.

Pertanyaan tersebut belum bisa terjawab pasti. Astronom telah menemukan air dan kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan. Namun, sampai sekarang bentuk kehidupan itu sendiri belum bisa ditemukan.

Pertanyaan yang sama juga sebenarnya bisa diajukan terkait Jupiter. Bukan Jupiter secara langsung, melainkan lingkungannya, seperti bulan yang mengelilinginya, Europa.

Astronom menemukan bahwa Europa memiliki lautan di bawah permukaan. Bisa jadi, lingkungan itu bisa mendukung kehidupan.

Terkait Merkurius, kini ada satu hal yang ditunggu, yaitu foto Bumi dilihat dari Merkurius. Wahana MESSENGER milik NASA mengambilnya pada Jumat (19/7/2013) dan Sabtu (20/7/2013) lalu. Hingga kini, foto belum dipublikasikan.

Pemandangan besok bakal membuktikan bahwa langit malam bukanlah langit yang sekadar gelap. Bintang, planet, dan kadang komet, selalu menyuguhkan pemandangan menarik bagi manusia.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Inilah Bumi Kita bila Dilihat dari Saturnus

Written By Unknown on Senin, 22 Juli 2013 | 10.48

KOMPAS.com — Wahana antariksa Cassini akhirnya berhasil mengambil citra Bumi dari Saturnus. Citra diambil sesuai jadwal yang direncanakan sebelumnya, Sabtu (20/7/2013) dini hari antara pukul 04.27 dan 04.47 WIB.

Citra yang ditangkap Cassini dari jarak 1,44 miliar kilometer ini merupakan citra ketiga Bumi yang berhasil diambil dari Tata Surya bagian luar.

Sebelumnya, terdapat citra "Pale Blue Dot" yang diambil oleh wahana Voyager 1 pada tahun 1990 serta citra "Spot The Dot" yang diambil Cassini pada tahun 2006.

Dalam citra terbaru yang diterima Bumi sehari setelah pemotretan ini, Bumi dan Bulan tampak berwarna perak, seperti sebuah bintang yang bersinar. Bumi tampak sebagai lingkaran yang lebih besar, sementara Bulan berada di bawahnya.

Berdasarkan informasi di situs NASA, Minggu (21/7/2013), citra Bumi dan Bulan ini diambil dengan filter BL1 dan CL2, dalam gelombang cahaya tampak merah, hijau, dan biru.

Citra yang ditunjukkan kali ini belum merupakan citra yang dikalibrasi. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan mengunggah citra yang telah dikalibrasi pada tahun 2014.

Citra ini kembali mengingatkan bahwa Bumi dan manusia di dalamnya cuma bagian kecil dari alam semesta. Semesta begitu luas, belum diketahui apakah berbatas atau tidak, serta menyimpan begitu banyak misteri.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.48 | 0 komentar | Read More

Lihatlah Semarak Langit Malam di Bulan Ramadhan!


Muh. Ma'rufin Sudibyo*

KOMPAS.com - Bulan suci Ramadhan 1434 H adalah salah satu dari kedua belas bulan kalender Hijriah, sistem penanggalan yang diturunkan langsung dari gerak Bulan. Sementara, waktu shalat dan imsakiyahnya merupakan manifestasi pergerakan (semu) harian Matahari.

Namun, tak hanya ada Bulan dan Matahari di langit. Begitu sang surya terbenam, mulailah panorama langit malam dengan sejumlah rasi, gugus bintang, bintang, planet, dan benda-benda langit artifisial (buatan) yang mencolok tergelar. Semua dapat dinikmati sepanjang malam, khususnya selepas waktu shalat Isya' dan shalat tarawih hingga selepas sahur, sepanjang cuaca cerah tanpa tutupan awan yang berarti.

Kita mulai dari Bulan, satu-satunya satelit alami permanen Bumi di hampir sepanjang usia tata surya kita. Pada saat-saat tertentu, Bumi memang mampu memiliki satelit alami tambahan, yakni asteroid-asteroid dekat Bumi yang memintas terlalu dekat sehingga memaksa gravitasi Bumi menjebaknya untuk mengelilingi Bumi.

Namun, satelit alami tambahan itu hanya sementara, karena dengan orbitnya yang tak stabil maka beberapa saat kemudian ia akan kembali melejit keluar dari kungkungan gravitasi Bumi dan terbang kembali sebagai benda langit pengorbit Matahari.

Bulan bakal mencapai status purnamanya pada Selasa, 23 Juli 2013 pukul 01.15 WIB dan terbit dalam waktu tak berbeda jauh dengan terbenamnya Matahari. Pasca purnama, waktu terbitnya Bulan lebih lambat ketimbang terbenamnya Matahari dan di hari berikutnya bakal terbit lebih lambat lagi dengan selisih waktu rata-rata 52 menit.

Maka, penampakan Bulan di langit kita pun berganti dari yang semula di kala senja menjadi saat fajar. Situasi ini bakal terus berlangsung hingga wajah Bulan tinggal separuh sebagai penanda kuartir ketiganya yang bakal terjadi pada Selasa 30 Juli 2013 pukul 01:03 WIB.

Rasi dan bintang terang

Sepanjang dua hari sebelum hingga sesudah status purnamanya, langit malam bakal didominasi benderangnya cahaya Bulan sehingga yang terlihat hanyalah bintang-bintang dan planet-planet terang. Setelah itu, panorama indah langit malam tersingkap dengan rasi-rasi bintangnya.

Selepas berbuka puasa, di langit selatan bakal terlihat rasi Pari (Crux) yang tegak berdiri sebagai penanda abadi titik selatan sejati. Di sisinya bertengger rasi Centaurus yang didominasi bintang alfa Centauri, salah satu bintang non-Matahari terdekat ke Bumi. Sementara di utara sebagian rasi Beruang Besar (Ursa Mayor) masih terlihat. Inilah penanda arah utara sejati dan kemunculannya di langit malam merupakan tanda bahwa musim bercocok tanam di Nusantara sudah dimulai.

Dari selatan ke utara juga bakal nampak bentangan menyerupai kabut tipis, namun sesungguhnya adalah kumpulan bintang-bintang yang demikian banyaknya. Inilah selempang Bima Sakti, bgian galaksi yang kita huni sekaligus satu galaksi terbesar di seantero jagat raya. 

Sementara, di atas kita dari barat ke timur berturut-turut akan terlihat rasi Virgo, Scorpio, Sagittarius, Libra dan Ophiucus. Inilah sejumlah rasi bintang yang menjadi penanda ekliptika dan dikenal sebagai rasi-razi zodiak dengan jumlah bukan lagi 12 melainkan 13 dimana rasi Ophiucus menjadi zodiak ke-13. Perubahan ini terjadi seiring gerak presesi sumbu rotasi  Bumi, yang selain membuat berubahnya bintang kutub juga menggeser titik musim semi (vernal equinox) dan memperpendek periode tropis Matahari.

Beranjak ke dini hari di waktu sahur ,nampak rasi Aquarius dan Taurus. Rasi non-zodiak seperti Waluku (Orion) pun muncul di langit timur. Waluku mendapatkan namanya dari bentuknya yang mirip mata bajak (wluku), menjadikannya salah satu penanda langit bagi masyarakat agraris pulau Jawa bagi awal musim tanam, khususnya di lahan tadah hujan. Waluku juga menjadi salah satu penanda bagi garis khatulistiwa' langit.

Di rasi Waluku terdapat bintang Betelgeuse, yang mendapatkan namanya dari Bait al-Jauza' (Arab) atau rumah sang raksasa karena bentuk rasi Waluku juga mengesankan rumah. Bertetangga dengannya terdapat rasi Taurus yang ditandai bintang Aldebaran. Namanya berasal dari al-Dabaran (Arab) yang berarti pengikut, karena bintang ini seakan-akan mengikuti gugus bintang Pleiades yang juga masih berada di dalam Taurus.

Sekilas pandang, Pleiades terdiri dari tujuh bintang saling berdekatan layaknya tujuh bersaudara yang hidup rukun. Inilah gugus bintang yang dikenal sebagai Kartika (Jawa), ats-Tsuraya (Arab) atau Subaru (Jepang).

Betelgeuse dan Aldebaran hanyalah sebagian dari bintang-bintang terang penghias langit malam kita, namun keduanya dikenal sebagai bintang raksasa merah yang ukurannya jauh lebih besar dari Matahari kita. Betelgeuse bahkan demikian besarnya karena kehidupan normalnya hampir berakhir, untuk kemudian bakal meledak sebagai supernova.

Planet, ISS

Selain rasi bintang dan bintang terangnya, langit malam Ramadhan juga berhias sejumlah planet. Selepas berbuka puasa, di atas cakrawala barat terdapat Venus. Sementara hampir tegak di atas ada Saturnus dengan cincinnya yang legendaris meski sesungguhnya semua planet gas dalam tata surya (dari Jupiter hingga Neptunus) juga bercincin.

Di langit timur, tepatnya dalam rasi Sagittarius, terdapat Pluto. Venus dan Saturnus cukup terang sehingga mudah dilihat tanpa alat bantu apapun, sebaliknya Pluto sangat redup sehingga butuh teleskop berukuran medium untuk menatapnya.

Pasca sahur, panoramanya berubah dengan Neptunus bertengger di langit barat sementara nyaris tegak di atas kita ada Uranus. Dan di atas cakrawala timur bertengger planet Mars, Jupiter dan Merkurius. Baik Uranus maupun Neptunus hanya bisa dinikmati dengan teleskop, sementara Mars, Jupiter dan Merkurius cukup terang untuk disaksikan tanpa alat bantu apapun.

Namun, posisi Merkurius yang terlalu dekat dengan cakrawala menyulitkan untuk mengamatinya.
Ada beberapa fenomena menarik terkait planet-planet ini. Pada 21 hingga 23 Juli 2013 saat fajar, Jupiter bakal berjarak sudut cukup dekat dengan Mars seiring peristiwa konjungsi antara keduanya. Dan, kemudian pada 3 hingga 5 Agustus 2013 fajar giliran Mars, Jupiter, Merkurius dan Bulan (sebagai Bulan sabit) yang berkumpul di atas cakrawala timur.

Selain panorama benda-benda langit tersebut, langit malam ramadhan juga bakal dilengkapi dengan melintasnya sejumlah benda langit buatan manusia. Yang paling mudah diamati adalah stasiun antariksa internasional (ISS) yang berukuran 73 x 109 meter persegi dan bobot total 450 ton, menjadikannya benda langit artifisial terbesar yang mudah disaksikan dari muka Bumi tanpa alat bantu.

Stasiun ISS bakal terlihat melintas di cakrawala barat daya Indonesia pasca terbenamnya Matahari antara 31 Juli hingga 3 Agustus 2013, sebagai titik cahaya yang melebihi cemerlangnya bintang dan planet terang lainnya kecuali Venus.

Peristiwa serupa pun bakal terulang pada 5 dan 7 Agustus 2013 fajar, hanya kali ini di cakrawala timur laut. Seiring kecepatannya yang sangat tinggi, setiap perlintasan stasiun ISS hanya bisa disaksikan dalam tempo tak lebih dari 6 menit.

Editor : Inggried Dwi Wedhaswary


10.48 | 0 komentar | Read More

Pesan Tersembunyi dari Citra Bumi Jepretan Cassini

KOMPAS.com - Untuk ketiga kalinya, Bumi berhasil diambil dari jarak yang luar biasa jauhnya, mencapai miliaran kilometer, dari bagian luar Tata Surya. Wahana antariksa Cassini mengambil Bumi dari tempatnya mengorbit, Saturnus.

Dalam citra hasil jepretan Cassini yang belum dikalibrasi, Bumi tampak sebagai titik berwarna perak dan cemerlang. Bulan berada di bawah Bumi dalam citra tersebut, tampak sebagai lingkaran yang lebih kecil.

Apa yang bisa direnungkan manusia saat melihat wajah Bumi dari Saturnus itu? Kiranya, refleksi astronom ternama Carl Sagan (1934 - 1996) dalam buku "Pale Blue Dot : A Vision of the Human Future in Space" masih relevan.

Sagan menulis refleksi itu setelah melihat wajah Bumi berupa titik biru puncat (Pale Blue Dot) yang diambil wahana Voyager 1 pada tahun 1990, citra pertama Bumi yang diambil dari bagian luar Tata Surya. Berikut refleksi Sagan.

Dari titik yang sangat jauh ini, Bumi mungkin tidak menarik. Namun bagi kita, Bumi berbeda.

Renungkanlah lagi titik itu. Di sinilah titik itu. Itulah rumah. Itulah kita. Di atasnya, semua orang yang kamu cintai, semua orang yang kamu kenal, semua orang yang kamu pernah dengar, semua manusia yang pernah ada, menghabiskan hidup mereka.

Segenap kebahagiaan dan penderitaan kita, ribuan agama, ideologi dan doktrin ekonomi, setiap pemburu dan pengumpul, setiap pahlawan dan pengecut, setiap pendiri dan penghancur peradaban, setiap raja dan petani, semua pasangan anak muda yang sedang jatuh cinta, setiap ibu, ayah dan anak-anak punya harapan besar, penemu dan petualang, setiap guru moral, semua politisi yang korup, setiap bintang besar, setiap pemimpin besar, setiap orang suci dan pendosa dalam sejarah hidup spesies kita hidup disana, di atas setitik debu, melayang di dalam pancaran cahaya Matahari.

Bumi hanyalah panggung kecil di area kosmos yang luas.

Pikirkan tentang sungai darah yang tumpah oleh jenderal dan raja-raja sehingga dalam keagungan dan kemenangan itu dapat menjadi bagian kecil dari sebuah titik. Pikirkan kekejaman yang dilakukan oleh penghuni dari salah satu sudut dari piksel ini kepada penghuni dari sudut lain yang sulit dibedakan dalam citra ini. Betapa sering kesalahpahaman terjadi, betapa tega mereka membunuh satu sama lain, betapa dalam kebencian mereka. Sikap kita, kesombongan kita, khayalan bahwa kita memiliki keistimewaan di semesta ditantang oleh titik pucat ini.

Planet kita adalah sebuah titik kesepian yang dibalut oleh kosmos yang gelap. Dalam ketidakjelasan kita, dalam keluasan ini, tak ada tanda bahwa bantuan akan datang dari luar untuk menyelamatkan kita dari kita sendiri.

Bumi adalah satu-satunya dunia, sejauh ini, yang memiliki kehidupan. Tak ada tempat lain, paling tidak dalam waktu dekat, bagi spesies kita bisa bermigrasi. Berkunjung, ya. Tapi tinggal, belum. Suka atau tidak, untuk saat ini Bumi adalah tempat kita berdiri.

Telah lama dikatakan bahwa astronomi rendah hati dan memberikan pengalaman membangun karakter. Mungkin tak ada demonstrasi yang lebih baik tentang kebodohan kesombongan kita selain gambar ini. Bagi saya, ini menggarisbawahi tanggung jawab kita untuk bersikap baik pada orang lain, serta melestarikan dan menghargai titik biru pucat, satu-satunya rumah yang kita tahu.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.48 | 0 komentar | Read More

Foto-foto Bumi Paling Spektakuler Sepanjang Masa

Written By Unknown on Minggu, 21 Juli 2013 | 10.47


KOMPAS.com — Sejumlah wahana antariksa berhasil memotret Bumi dari jarak ratusan hingga jutaan kilometer jauhnya. Foto-foto yang dihasilkan sangat memukau. Bumi tampak lebih spektakuler dibandingkan dengan yang dilihat manusia dalam kesehariannya.

Di antara banyak foto-foto Bumi yang dihasilkan, ada sembilan foto yang bisa dianggap paling spektakuler. Apa saja foto-foto itu? Berikut daftarnya.

Pale Blue Dot


Foto Bumi ini bisa dikatakan sebagai yang paling mengagumkan. Foto diambil pada tahun 1990 dengan wahana antariksa Voyager 1 dari jarak 6 miliar kilometer. Dalam foto tersebut, Bumi tampak sebagai bintik biru kecil berukuran 0,12 piksel. Voyager diluncurkan tahun 1977 dan kini diklaim telah meninggalkan tata surya.

Spot the Dot


Foto ini diambil oleh wahana antariksa Cassini yang mengorbit Saturnus sejak tahun 2004. Dalam foto yang diambil tahun 2006 itu, Bumi tampak sebagai bintik putih yang seolah-olah berada di dalam cincin Saturnus. Bersama potret Bumi ini, Cassini berhasil menguak cincin Saturnus yang sebelumnya tak diketahui.

Foto Bumi pertama dari antariksa


Foto Bumi pertama dari antariksa diambil oleh wahana Lunar Orbiter 1 pada 23 Agustus 1966. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menolehkan sejenak wahana tersebut khusus untuk memotret Bumi. Bumi dalam foto ini diambil dari Bulan, jauh dari indah, tampak kasar dan buram.

Bumi terbit dilihat dari Bulan


Pemandangan Bumi yang terbit dari Bulan diambil oleh kru misi Apollo 8 pada tahun 1968. Bumi hanya tampak separuh, tetapi menampakkan kebiruannya. Misi yang sama menayangkan untuk pertama kali siaran tentang permukaan Bulan.

Bumi di bawah Bulan


Foto ini diambil oleh wahana milik Jepang, Kaguya. Foto diambil pada tahun 2007, di mana Bumi tampak berada di bawah Bulan.

Kelereng biru


Kelereng Biru merupakan salah satu foto Bumi paling mengagumkan. Seperti namanya, Bumi terlihat bulat utuh dan berwarna biru. Foto ini diambil dengan oleh kru misi Apollo 17 pada bulan Desember 1972.

Bumi sabit


Foto ini diambil oleh wahana Rosetta milik European Space Agency (ESA) pada tahun 2007. Bumi tampak seperti sabit berwarna perak. Rosetta tengah dalam perjalanan untuk mendarat di sebuah komet dan diperkirakan sampai pada tahun 2014.

Dua kubah


Wahana antariksa Galileo yang mengorbit Jupiter memgambil foto ini pada tahun 1992 dari jarak 6,2 juta kilometer. Dalam foto, tampak Bumi dan Bulan dalam bentuk setengah lingkaran.

Bumi dari Mars


Foto Bumi yang lagi-lagi berbentuk setengah lingkaran ini diambil oleh wahana Mars Reconnaisance Orbiter pada tahun 2007.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Ditemukan, Virus Terbesar di Muka Bumi


KOMPAS.com — Para peneliti telah menemukan jenis virus terbesar yang pernah ada. Virus ini diberi nama virus pandora, terinspirasi dari bentuknya yang menyerupai guci Yunani dan mengingatkan para peneliti dengan kotak pandora. Penemuan ini telah dijelaskan secara rinci dalam jurnal Science, Jumat (19/7/2013).

Diberitakan NBC News, Jumat (19/7/2013), virus pandora dinobatkan sebagai virus terbesar karena memiliki sekitar 2.500 gen dan memiliki ukuran yang mencapai bilangan mikrometer atau sekitar seperseratus dari lebar rambut manusia. Ukuran ini jauh lebih besar dari mimivirus yang berukuran maksimal 700 nanometer dan hanya memiliki 1.000 gen.

Virus pandora sebenarnya sudah ditemukan sejak 13 tahun yang lalu, tetapi pada saat itu mereka diduga bakteri. Dua jenis virus pandora (saat itu bakteri) ditemukan terdapat dalam tubuh Amoeba. Pandoravirus salinus, digali di muara Sungai Tunquen lepas pantai Chile tengah. Sementara yang lain, disebut Pandoravirus dulcis, berdiam di dasar kolam air tawar dangkal dekat Melbourne, Australia.

"Penemuan ini sudah pasti akan mematahkan dasar pemikiran kami tentang virus. Kami memang sudah siap untuk menemukan virus baru yang memiliki gen di kisaran 1.000 buah, namun tidak untuk yang memiiki gen dua kali lipat dari angka itu. Hal ini benar-benar menunjukkan jika kita tidak mengetahui apa pun mengenai batas yang mungkin dapat mereka capai," kata Chantal Abergel, pemimpin riset di French National Center for Scientific Research di Marseille.

Amoeba, yang merupakan inang virus dalam penemuan ini, akan mati dua sampai empat jam setelah menelan virus pandora. Setelah berhasil menguasai tubuh amoeba, virus akan berkembang biak hingga menjadi 100 virus.

Para peneliti yakin jika sebenarnya amoeba bukanlah sasaran utama yang digunakan oleh virus sebagai inang untuk berkembang biak. Virus lebih sering menggunakan tubuh ganggang.

Lebih dari 93 persen gen yang ada pada virus pandora belum pernah diketahui sebelumnya. Analisis genom menunjukkan bahwa mereka tidak terkait dengan famili virus lain. Adanya 2.500 gen yang terdapat pada virus pandora masih menjadi misteri hingga saat ini.

Sebuah pemikiran kontroversial menyatakan bahwa mungkin saja virus, baik yang berukuran kecil atau raksasa, merupakan keturunan dari sel yang mengalami penyusutan materi genetik.

"Parasit jenis apa pun menganut proses universal yang dinamakan penyusutan genom. Mereka mungkin saja kehilangan beberapa gen, namun hal ini tidak membahayakan karena inang mereka dapat menggantikan fungsi dari gen yang hilang itu. DNA yang dimiliki virus kecil maupun raksasa mungkin telah menyusut dari yang dimiliki sel nenek moyang mereka, namun hanya berbeda pada tingkatan jumlahnya," ujar Jean Michel Claverie, kepala Structural and Genomic Information Laboratory di Marseille, Perancis.

Virus adalah makhluk yang tidak dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup ataupun benda mati. Sifat-sifat yang ada pada virus menempatkannya untuk berada di antara dua kategori tersebut. Penemuan ini membuat batasan antara makhluk hidup (sel) dan virus menjadi semakin kabur.

"Penelitian yang selanjutnya mungkin dapat memunculkan bentuk perantara kehidupan di antara virus dan sel, membangun kontinuitas di antara keduanya," ujar Abergel. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Hisab dan Rukyat Masa Kini


Muh. Ma'rufin Sudibyo*

KOMPAS.com - Selain belum terbentuknya kesepakatan para pihak, penentuan awal Ramadhan dan hari raya di Indonesia menjadi kian kompleks seiring berkembangnya 26 sistem hisab dan sebagian di antaranya memiliki akar yang dalam di tengah masyarakat Muslim Indonesia. Khususnya melalui lembaga-lembaga pendidikan dan keagamaan. Meski telah diklasifikasikan dalam golongan kurang akurat (taqriby), akurat (tahqiqi), dan sangat akurat (haqiqi bittahqiq), sebagian di antaranya mengklaim diri mempunyai akurasi tinggi atas dasar keberhasilannya mendeteksi hilal, meski masih kontroversial.

Masalah akurasi ini menarik perhatian kala berselang dua bulan kalender sebelum Ramadhan 1434 H, terjadi insiden kecil yang tak begitu terekspos, namun penting. Insiden itu, pada Jumat, 10 Mei 2013 pagi, saat sebagian besar Indonesia menjadi kawasan terpapar Gerhana Matahari, meski hanya tercakup zona penumbra (bayangan sekunder) sehingga mengalami gerhana sebagian saja. Semua terkesiap saat gerhana ternyata benar-benar terjadi dan laporan-laporan observasi (rukyat) gerhana pun bermunculan dari berbagai penjuru Indonesia.

Padahal, sebagian dari 26 sistem hisab itu memprediksi Indonesia tidak tercakup ke dalam kawasan Gerhana Matahari, termasuk sistem yang dipakai ormas arus utama. Bahkan, ormas yang modern pun turut kejeblos kala memublikasikan gerhana bakal terjadi pada Sabtu 11 Mei 2013 atau berselisih sehari kemudian.

Peristiwa ini memberikan kesan terjadinya salah-hitung sekaligus mengundang tanya bagaimana kendali mutu (tashih) yang diterapkan dalam tubuhnya? Kasus ini bukan yang pertama karena dalam sejumlah peristiwa gerhana sebelumnya, umumnya Gerhana Bulan, hal serupa juga dijumpai.

Hisab modern

Jika untuk memprediksi Gerhana Bulan atau Matahari saja meleset, dapatkah kita menaruh percaya akan kredibilitasnya dalam menyuguhkan hasil hisab bagi kepentingan penentuan awal Ramadhan dan hari raya?

Terlebih di masa kini, khususnya dalam empat dasawarsa terakhir, di luar sana telah terbangun pengetahuan prediktif posisi Bulan yang jauh lebih akurat seiring suksesnya pendaratan manusia di Bulan lewat program Apollo. Ke-12 astronot yang menapakkan kaki di Bulan itu secara terpisah telah memasang cermin retroreflektor untuk keperluan pengukuran jarak Bumi-Bulan menggunakan berkas laser sehingga menghasilkan presisi sangat tinggi.

Maka, kini kita bisa mengukur jarak Bumi-Bulan dengan begitu akurat sehingga paling banter hanya akan meleset beberapa sentimeter saja. Konsekuensinya, kita pun kini memperoleh algoritma mutakhir yang mampu memprediksikan posisi Bulan dengan tingkat ketelitian sangat tinggi, jauh melampaui apa yang pernah ada dalam bayangan Galileo Galilei atau Johannes Kepler sekalipun. 

Idealnya, akurasi sistem hisab diukur berdasarkan perbandingannya terhadap hasil rukyat. Namun, bukan rukyat hilal seiring belum adanya definisi yang ilmiah dan berterima terhadap obyek bernama hilal ini. Selain untuk memprediksi hilal, seluruh sistem hisab pada galibnya bertujuan memprediksi posisi Bulan dan Matahari pada waktu-waktu tertentu yang dikehendaki.

Dalam kenyataannya, selain menghasilkan fase-fase Bulan yang beraneka ragam, kombinasi pergerakan Matahari dan Bulan secara bersama-sama juga menghasilkan fenomena gerhana berupa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan.

Gerhana Matahari selalu bertepatan dengan saat konjungsi (ijtima'), sementara Gerhana Bulan bersamaan waktunya dengan Bulan purnama/oposisi (istikbal). Sistem hisab yang akurat adalah yang mampu memprediksikan Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan. Termasuk dalam memprediksi bermacam bentuk gerhana. Misalnya, dalam Gerhana Matahari berupa Gerhana Total, Gerhana Cincin dan Gerhana Parsial (Sebagian). Sementara, bagi Gerhana Bulan adalah Gerhana Total, Gerhana Parsial, dan Gerhana Penumbral.

Dalam kasus Gerhana Matahari 10 Mei 2013 lalu, ternyata hanya sebagian sistem hisab khususnya yang tercakup pada golongan haqiqi bittahqiq yang mampu memprediksinya. Yakni sistem hisab yang berdasarkan algoritma VSOP-87 ataupun ELP-2000 dengan segala versinya. Mereka adalah turunan langsung dari data rukyat pengukuran jarak Bumi-Bulan termutakhir berbasis cermin retroreflektor.

Fakta tersebut menunjukkan sistem hisab berakurasi sangat tinggi adalah sistem hisab generasi termutakhir. Sebagai implikasi dari akurasinya, sistem ini juga dikenal rumit karena berbasis banyak sekali persamaan matematis yang memperhitungkan banyak faktor dan banyak diantara persamaannya yang demikian panjang. Hal ini dipandang menyulitkan, khususnya dalam kacamata klasik.

Pada saat yang sama, kerumitan ini tak perlu terjadi seiring perkembangan teknologi komputasi dan informasi. Kini algoritma-algoritma tersebut telah diimplementasikan pula dalam sejumlah program komputer yang mudah digunakan, misalnya Starry Night, Stellarium, Celestia, Accurate Times, Mawaaqit dan sebagainya.

Keberadaan program-program ini, meski belum sepenuhnya sempurna, amat membantu dan menghemat waktu dalam memprediksi posisi Bulan selain juga menyediakan visualisasi yang sangat menarik. Inilah generasi sistem hisab modern.

Rukyat modern

Seirama dengan tumbuh-kembangnya sistem hisab modern, rukyat hilal pun mengalami perkembangan yang tak kalah mengesankan. Kini, rukyat hilal tak lagi dicerminkan oleh jajaran orang berdiri merunut garis tertentu di tepi pantai sambil melayangkan pandangannya jauh ke batas cakrawala barat dengan mengandalkan ketajaman mata tanpa alat bantu optik.

Perkembangan teknologi dan zaman telah memungkinkan teleskop semakin terjangkau sehingga memasuki medan rukyat hilal, khususnya teleskop mobile. Demikian juga beberapa alat bantu optik lainnya seperti teodolit dan binokuler.

Binokuler merupakan teleskop sederhana dengan perbesaran kecil. Instrumen ini umumnya digunakan oleh penghobi untuk beragam keperluan observasi, dari mengamati burung hingga fenomena langit. Di tangan perukyat berpengalaman, binokuler cukup membantu untuk menyajikan detil lengkungan sabit Bulan. Sementara teodolit sejatinya merupakan instrumen pengukuran ruang, namun juga dapat dimanfaatkan bagi keperluan rukyat benda langit termasuk hilaal. Instrumen ini berpangkal pada prinsip yang sama dengan rubu' (sextant) dalam khasanah astronomi klasik, sehingga berfungsi untuk mengukur jarak sudut secara horizontal dan vertikal. Namun dengan teleskop mini berpembesaran kecil yang menjadi bagian tak terpisahkan darinya, maka teodolit pun menjadi salah satu instrumen penting. Terutama karena ia bisa bergerak (manual) merujuk posisi tinggi dan azimuth benda langit apapun, termasuk Bulan, sepanjang datanya tersedia.

Teleskop lebih kompleks dibanding teodolit ataupun binokuler khususnya karena terpasang pada penyangga (mounting) dengan rujukan tertentu, misalnya ekuatorial. Teleskop juga memiliki medan pandang (field of view) lebih sempit dibanding binokuler ataupun teodolit, sehingga membutuhkan data posisi benda langit dalam tingkat akurasi lebih tinggi. Meski demikian perkembangan teknologi kini telah memungkinkan adanya penyangga otomatik. Dengan penyangga ini, jika telah dikalibrasikan sebelumnya, maka teleskop mampu menjejak (tracking) Bulan secara terus-menerus dari waktu ke waktu meski posisi Bulan telah berubah, sepanjang masih tetap ada di atas cakrawala. Kemampuan ini cukup menguntungkan karena perukyat tinggal berkonsentrasi pada upaya rukyat hilaal itu sendiri.

Baik teleskop, binokuler maupun teodolit mengandalkan mata untuk mendeteksi hilaal melalui lensa okulernya. Namun perkembangan astronomi modern memungkinkan peranan mata mulai tergantikan detektor elektronis seperti kamera CCD (charged couple device) dalam beragam resolusi. Sehingga hasil rukyat langsung berbentuk sebagai file digital yang dapat langsung ditayangkan ke publik via dunia maya. Dapat pula disimpan untuk diolah secara fotografis sehingga menghasilkan gambaran lebih baik, ataupun dianalisis lebih lanjut. Penggunaan filter khusus pun ditambahkan sehingga benderangnya langit bisa direduksi. Dengan segala kemajuan tersebut kini sabit Bulan di siang bolong pun dapat dirukyat di berbagai tempat. Termasuk di Indonesia.

* Muh Ma'rufin Sudibyo, Koordinator Riset Jejaring Rukyatul Hilal Indonesia & Ketua Tim Ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah Kebumen.

Editor : Inggried Dwi Wedhaswary


10.47 | 1 komentar | Read More

Teknologi \"Ajaib\" Cetak 3D Wajah Bayi sejak Dalam Rahim

Written By Unknown on Sabtu, 20 Juli 2013 | 10.47


KOMPAS.com
 — Bagi para ibu yang sedang hamil, membayangkan wajah bayi yang belum lahir biasanya menjadi sebuah kebiasaan yang sering kali dilakukan. Kini, wajah bayi yang belum dilahirkan tidak hanya dapat dibayangkan, tetapi juga dapat dicetak secara tiga dimensi.

Fasotec, perusahaan alat-alat medis yang berbasis di Tokyo, bekerja sama dengan sebuah klinik di Jepang, menghadirkan teknologi pencetak wajah janin bernama BioTexture. Diberitakan Venture Beat, Rabu (17/7/2013), teknologi ini memakai gelombang ultrasonik untuk menghasilkan model tiga dimensi awal.

Awalnya, Fasotec berencana untuk bereksperimen dengan membuat model cetak seluruh bagian tubuh bayi. Ide ini akhirnya dibatalkan karena adanya kekhawatiran jika scan Magnetic Resonance Imaging (MRI) akan berpengaruh buruk pada kehamilan.

Kyoko Aizaka adalah salah satu konsumen BioTexture. "Cetakan tiga dimensi (janin saya) ini dibuat ketika saya tengah hamil 8 bulan. Saya penasaran bagaimana rasanya mengetahui wajah bayi bahkan ketika saya masih mengandungnya," ujar Aizaka.

Tertarik mengetahui wajah janin Anda saat masih di dalam rahim? Bersiap-siaplah karena biaya yang harus dirogoh sekitar Rp 5 juta.

BioTexture tak hanya bisa dipakai untuk mencetak wajah bayi. Teknologi ini bisa juga dipakai untuk mencetak bagian tubuh lain. Manfaatnya, seorang dokter bisa mengetahui lokasi bagian tubuh tertentu serta bagian-bagiannya sehingga membantu saat operasi. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Foto-foto Bumi Paling Spektakuler Sepanjang Masa


KOMPAS.com - Sejumlah wahana antariksa berhasil memotret Bumi dari jarak ratusan hingga jutaan kilometer jauhnya. Foto-foto yang dihasilkan sangat memukau. Bumi tampak lebih spektakuler dibandingkan dengan yang dilihat manusia dalam kesehariannya.

Diantara banyak foto-foto Bumi yang dihasilkan, ada 9 foto yang bisa dianggap paling spektakuler. Apa saja foto-foto itu? Berikut daftarnya.

Pale Blue Dot


Foto Bumi ini bisa dikatakan sebagai yang paling mengagumkan. Foto diambil pada tahun 1990 dengan wahana antariksa Voyager 1 dari jarak 6 miliar kilometer. Dalam foto tersebut, Bumi tampak sebagai bintik biru kecil berukuran 0,12 piksel. Voyager diluncurkan tahun 1977 dan kini diklaim telah meninggalkan Tata Surya.

Spot the Dot


Foto ini diambil oleh wahana antariksa Cassini yang mengorbit Saturnus sejak tahun 2004. Dalam foto yang diambil tahun 2006 itu, Bumi tampak sebagai bintik putih yang seolah-olah berada di dalam cincin Saturnus. Bersama potret Bumi ini, Cassini berhasil menguak cincin Saturnus yang sebelumnya tak diketahui.

Foto Bumi pertama dari antariksa


Foto Bumi pertama dari antariksa diambil oleh wahana Lunar Orbiter 1 pada 23 Agustus 1966. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menolehkan sejenak wahana tersebut khusus untuk memotret Bumi. Bumi dalam foto ini diambil dari Bulan, jauh dari indah, tampak kasar dan buram.

Bumi terbit dilihat dari Bulan


Pemandangan Bumi yang terbit dari Bulan diambil oleh kru misi Apollo 8 pada tahun 1968. Bumi hanya tampak separuh namun menampakkan kebiruannya. Misi yang sama menayangkan untuk pertama kali siaran tentang permukaan Bulan.

Bumi di bawah Bulan


Foto ini diambil oleh wahana milik Jepang, Kaguya. Foto diambil pada tahun 2007 dimana Bumi tampak berada di bawah Bulan.

Kelereng biru


Kelereng Biru merupakan salah satu foto Bumi paling mengagumkan. Seperti namanya, Bumi terlihat bulat utuh dan berwarna biru. Foto ini diambil dengan oleh kru misi Apollo 17 pada bulan Desember 1972.

Bumi sabit


Foto ini diambil oleh wahana Rosetta milik European Space Agency (ESA) pada tahun 2007. Bumi tampak seperti sabit berwarna perak. Rosetta tengah dalam perjalanan untuk mendarat di sebuah komet dan diperkirakan sampai pada tahun 2014.

Dua kubah


Wahana antariksa Galileo yang mengorbit Jupiter memgambil foto ini pada tahun 1992 dari jarak 6,2 juta kilometer. Dalam foto, tampak Bumi dan Bulan dalam bentuk setengah lingkaran.

Bumi dari Mars


Foto Bumi yang lagi-lagi berbentuk setengah lingkaran ini diambil oleh wahana Mars Reconnaisance Orbiter pada tahun 2007.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Ditemukan, Virus Terbesar di Muka Bumi


KOMPAS.com — Para peneliti telah menemukan jenis virus terbesar yang pernah ada. Virus ini diberi nama virus pandora, terinspirasi dari bentuknya yang menyerupai guci Yunani dan mengingatkan para peneliti dengan kotak pandora. Penemuan ini telah dijelaskan secara rinci dalam jurnal Science, Jumat (19/7/2013).

Diberitakan NBC News, Jumat (19/7/2013), virus pandora dinobatkan sebagai virus terbesar karena memiliki sekitar 2.500 gen dan memiliki ukuran yang mencapai bilangan mikrometer atau sekitar seperseratus dari lebar rambut manusia. Ukuran ini jauh lebih besar dari mimivirus yang berukuran maksimal 700 nanometer dan hanya memiliki 1.000 gen.

Virus pandora sebenarnya sudah ditemukan sejak 13 tahun yang lalu, tetapi pada saat itu mereka diduga bakteri. Dua jenis virus pandora (saat itu bakteri) ditemukan terdapat dalam tubuh Amoeba. Pandoravirus salinus, digali di muara Sungai Tunquen lepas pantai Chile tengah. Sementara yang lain, disebut Pandoravirus dulcis, berdiam di dasar kolam air tawar dangkal dekat Melbourne, Australia.

"Penemuan ini sudah pasti akan mematahkan dasar pemikiran kami tentang virus. Kami memang sudah siap untuk menemukan virus baru yang memiliki gen di kisaran 1.000 buah, namun tidak untuk yang memiiki gen dua kali lipat dari angka itu. Hal ini benar-benar menunjukkan jika kita tidak mengetahui apa pun mengenai batas yang mungkin dapat mereka capai," kata Chantal Abergel, pemimpin riset di French National Center for Scientific Research di Marseille.

Amoeba, yang merupakan inang virus dalam penemuan ini, akan mati dua sampai empat jam setelah menelan virus pandora. Setelah berhasil menguasai tubuh amoeba, virus akan berkembang biak hingga menjadi 100 virus.

Para peneliti yakin jika sebenarnya amoeba bukanlah sasaran utama yang digunakan oleh virus sebagai inang untuk berkembang biak. Virus lebih sering menggunakan tubuh ganggang.

Lebih dari 93 persen gen yang ada pada virus pandora belum pernah diketahui sebelumnya. Analisis genom menunjukkan bahwa mereka tidak terkait dengan famili virus lain. Adanya 2.500 gen yang terdapat pada virus pandora masih menjadi misteri hingga saat ini.

Sebuah pemikiran kontroversial menyatakan bahwa mungkin saja virus, baik yang berukuran kecil atau raksasa, merupakan keturunan dari sel yang mengalami penyusutan materi genetik.

"Parasit jenis apa pun menganut proses universal yang dinamakan penyusutan genom. Mereka mungkin saja kehilangan beberapa gen, namun hal ini tidak membahayakan karena inang mereka dapat menggantikan fungsi dari gen yang hilang itu. DNA yang dimiliki virus kecil maupun raksasa mungkin telah menyusut dari yang dimiliki sel nenek moyang mereka, namun hanya berbeda pada tingkatan jumlahnya," ujar Jean Michel Claverie, kepala Structural and Genomic Information Laboratory di Marseille, Perancis.

Virus adalah makhluk yang tidak dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup ataupun benda mati. Sifat-sifat yang ada pada virus menempatkannya untuk berada di antara dua kategori tersebut. Penemuan ini membuat batasan antara makhluk hidup (sel) dan virus menjadi semakin kabur.

"Penelitian yang selanjutnya mungkin dapat memunculkan bentuk perantara kehidupan di antara virus dan sel, membangun kontinuitas di antara keduanya," ujar Abergel. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More

Ilmuwan Akan Pakai GPS untuk Prediksi Keganasan Badai

Written By Unknown on Rabu, 17 Juli 2013 | 10.47

KOMPAS.com — Selama ini, global position system (GPS) hanya digunakan untuk mengetahui lokasi. Kini, para ilmuwan tengah berupaya memanfaatkan GPS mengukur kecepatan angin dalam badai sehingga keganasan badai bisa diperkirakan.

GPS bisa dimanfaatkan untuk pengukuran badai karena sifatnya yang mampu dipantulkan ketika menumbuk permukaan air. Karena badai sebenarnya tersusun atas uap air, sinyal GPS juga bisa mengalami pemantulan saat menumbuk badai.

Stephen Katzberg bekerja sama dengan Langley Research Center, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), adalah ilmuwan yang berupaya mengembangkan GPS untuk mengukur kecepatan angin dalam badai ini.

Ia telah melakukan percobaan pengukuran kecepatan badai dengan GPS menggunakan pesawat milik Badan Atmosfer dan Kelautan AS (NOAA), yang disebut Hurricane Hunter.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa GPS mampu memberikan informasi berharga terkait badai yang dibutuhkan dengan dana yang lebih murah.

Katzberg mengatakan, sejumlah 60 persen sinyal GPS dipantulkan ke udara saat menumbuk permukaan air. Seperti permukaan air yang bergelombang, sinyal GPS yang dipantulkan juga punya karakteristik sama.

"Gelombang radio memantul dari permukaan yang bergelombang. Semakin kacau permukaan, pantulan juga makin kacau dan itulah yang kita ukur," kata Katzberg menguraikan prinsip pengukuran kecepatan badai.

Untuk mengukur kecepatan badai, Katzberg menggunakan kepingan penerima yang terdapat pada pesawat Hurricane Hunter. Kepingan penerima ini mirip seperti yang ditemukan pada smartphone.

Selanjutnya, komputer akan memproses data sinyal pantul yang diterima, membandingkan antara sinyal yang dipancarkan dengan sinyal pantul yang diterima sehingga kecepatan angin dalam badai bisa diketahui.

Penggunaan satelit GPS untuk mengukur dan memetakan badai bermula dari keinginan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang badai tanpa perlu mengeluarkan banyak dana.

Saat ini, untuk mengukur kecepatan angin dalam badai, peneliti menggunakan alat bernama dropsonde. Alat ini dipakai dengan "dijatuhkan" di tengah badai.

Akurasi dropsonde memang sangat tinggi. Namun, harga dropsonde sangat mahal, mencapai 750 dollar AS, dan hanya bisa sekali pakai.

Pemakaian GPS menjanjikan karena walaupun akurasinya sedikit rendah, harganya murah. Kartzberg berharap suatu hari GPS dapat dimanfaatkan dalam bidang meteorologi untuk mengukur kecepatan badai.

Kecepatan badai sendiri penting diukur untuk bisa memperkirakan dampak badai dan kapan badai akan mencapai wilayah tertentu. (Dyah Arum Narwastu)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


10.47 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger